Konflik Rusia vs Ukraina

Tiga Tentara Bayaran dari Inggris dan Maroko Bakal Hadapi Hukuman Mati, Tak Dapat Pengampunan

Sebelumnya, sebelum kasus mereka disidangkan di pengadilan, dia menceritakan bagaimana mereka bersalah atas kejahatan 'mengerikan'.

Editor: Faisal Zamzami
CNN
Pengadilan pro-Rusia memvonis hukuman mati terhadap tiga pejuang asing setelah dituduh menjadi tentara bayaran untuk Ukraina. 

Persidangan yang mereka hadapi penuh dengan taktik hukum yang dipertanyakan, termasuk tidak hadirnya lima saksi yang kata-katanya telah mereka putuskan.

Keluarga Aslin mengatakan dia dan Pinner 'bukan, dan tidak pernah, menjadi tentara bayaran'.

Mereka tinggal di Ukraina ketika perang pecah dan 'sebagai anggota angkatan bersenjata Ukraina, harus diperlakukan dengan hormat sama seperti tawanan perang lainnya', kata keluarga itu dalam sebuah pernyataan.

Hampir sendirian, Putin mengakui DPR sebagai independen.

Di bawah hukum internasional itu adalah bagian dari Ukraina, yang tidak melaksanakan hukuman mati, seperti halnya Rusia.

Kecurigaan adalah bahwa Putin ingin orang-orang itu ditukar dengan tahanan pro-Kremlin yang ditahan di Ukraina, seperti politisi dan taipan Viktor Medvedchuk, teman pemimpin Kremlin.

Tahanan Inggris ketiga Andrew Hill, 35, ayah dari empat anak dari Plymouth, juga telah diberitahu untuk menghindari hukuman mati ketika vonisnya dijatuhkan.

Baca juga: Serangan Artileri Ukraina Tewaskan Ratusan Tentara Bayaran Rusia

Baca juga: VIDEO Sengit! Pertempuran Pasukan Khusus Chechnya dengan Tentara Bayaran Ukraina di kota Rubizhnoye

Serangan Ukraina Tewaskan Tentara Bayaran Wagner

Serangan artileri Ukraina disebut telah tewaskan ratusan tentara bayaran dari kelompok kontraktor militer Wagner.

Dilaporkan hanya ada satu orang yang selamat karena serakan tersebut.

Insiden tersebut dilaporkan terjadi di sebuah arena olahraga di Kadiivka, Ukraina timur.

Dikutip dari The Sun, Jumat (10/6/2022), sekitar 300 tentara bayaran Rusia tewas dalam serangan itu.

Hasil dari serangan tersebut diyakini sebagai kehilangan terbesar bagi Rusia sejak invasi dimulai pada 24 Februari lalu.

Gubernur Luhansk Serhiy Haidai mengungkapkan, pasukan Ukraina menyerang markas tentara bayaran itu dengan tembakan artileri berat.

“Angkatan Bersenjata Ukraina melancarkan serangan dengan sasaran yang tepat. Hanya satu penjajah yang selamat,” katanya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved