Berita Aceh Tamiang

Ternak Terjangkit PMK Diobati Secara Swadaya

Sebanyak 1.819 ekor sapi di Aceh Tamiang dinyatakan masih sakit akibat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)

Editor: bakri

KUALASIMPANG - Sebanyak 1.819 ekor sapi di Aceh Tamiang dinyatakan masih sakit akibat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Nihilnya bantuan obat dari Kementerian Pertanian memaksa peternak melakukan pengobatan secara swadaya.

Kondisi ini disampaikan Kepala Mukim Simpang Empat, Aceh Tamiang Muhammad Ridwan yang memastikan warganya harus berjuang sendiri untuk melindungi ternaknya dari ancaman wabah ini.

Menurutnya, warga harus menelepon sendiri mantri hewan dan menggunakan uang pribadi untuk biaya suntik.

“Semuanya dilakukan sendiri, yang membuat sedih, mantri hewan juga terkesan tidak langsung bersedia dipanggil oleh masyarakat,” lapor Ridwan, kepada Serambi, Rabu (15/6/2022).

Pria yang akrab disapa Wan Paya Awe ini juga menyoroti biaya penyuntikan yang bervariasi mulai dari Rp 30 ribu, Rp 50 ribu dan Rp 70 ribu.

Seharusnya, kata dia, biaya penyuntikan ini tidak dibebankan kepada masyarakat.

“Ini kan sudah wabah, seharusnya ada perhatian pemerintah,” sambungnya.

Wan Paya Awe juga menyinggung kunjugan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo ke Aceh Tamiang, beberapa waktu lalu tidak memberikan dampak apapun.

Baca juga: Tekan Penularan Virus PMK di Aceh Timur, Polda Aceh Bantu Eco Enzime dan Alat Semprot

Baca juga: Cegah Penyebaran PMK, Polres Aceh Barat Semprot Disinfektan ke Kandang Ternak

Bahkan, dia menyesalkan sikap sang menteri yang sama sekali tidak membuka ruang komunikasi dengan masyarakat yang sudah lama menunggu.

“Masyarakat sudah lama menunggu dengan harapan berkomunikasi, sayangnya kesempatan ini tidak disediakan, dia datang cuma foto-foto,” ujarnya berapi-api.

Terpisah, Kadis Pertanian, Perkebunan dan Peternakan (Distanbunak) Aceh Tamiang, Safuan mengakui kalau hingga kini belum ada bantuan obat dari pemerintah pusat.

Safuan mengaku dirinya rutin menelepon orang kementerian menagih bantuan obat.

“Sudah capek kita menelepon pusat, tapi tetap tidak ada yang dikirim,” kata Safuan.

Terkait biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk penyuntikan ternak, Safuan mengakui kalau penanganan PMK masih dilakukan secara swadaya.

Hal ini tidak terlepas dengan kondisi kosongnya obat di daerah dampak belum adanya distribusi dari Jakarta.

Bhabinkamtibmas Terima Bantuan

Wakapolres Kompol Aceh Timur, Ferdi Dakio SIK menyerahkan bantuan Eco Enzime Nusantara kepada anggota Bhabinkamtibmas yang berlangsung di Mapolres Aceh Timur, Rabu, (15/06/2022).

Wakapolres Kompol Ferdi Dakio mengatakan, Eco Enzime Nusantara tersebut bantuan dari Kapolda Aceh, Irjen Pol Drs Ahmad Haydar SH, MM yang disalurkan melalui setiap polres kepada masing-masing Bhabinkamtibmas.

"Bantuan Eco Enzime ini sebagai upaya membantu pencegahan dan penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) terhadap hewan ternak.

Hal ini, sebagai wujud kepedulian Polri dalam menanggulangi PMK,” kata Wakapolres.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan Aceh Timur diwakili, drh Liza Murdhani juga menyerahkan alat semprot kepada Kasat Binmas, AKP Muhammad Daud SH.

“Diharapkan dengan bantuan ini resiko penyebaran PMK di wilayah hukum Polres Aceh Timur dapat diminimalisir," harap Wakapolres. (mad/c49)

Baca juga: Ternak Bergejala PMK di Bireuen Bertambah, Yang Sembuh Juga Banyak

Baca juga: Kiat Memilih Hewan Kurban Ditengah Wabah PMK, Kenali Tanda-tandanya

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved