Berita Aceh Barat

Kek Carwani Tutup Usia, Dua Putra Pawang Harimau Aceh Siap Teruskan Jejak Sang Ayah

Dalam kesempatan tersebut para anak-anaknya dari Carwani mengungkapkan kesiapan mereka untuk meneruskan jejak sang Ayah

Penulis: Sadul Bahri | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/SA'DUL BAHRI
Hamzana (peci putih kain sarung hijau), anak dari Kek Carwani saat menemani tamu dan kondisi suasana pada kegiatan kenduri di rumah alm Carwani Sabi di Desa Blang Sibeutong, Kecamatan Bubon, Aceh Barat, Selasa (21/6/2022) 

Laporan Sa'dul Bahri | Aceh Barat

SERAMBINEWS.COM, MEULABOH - Carwani Sabi bin Sabi alias Kek Carwani (85) sang pawang harimau Aceh itu kini telah pergi selamanya menghadap Ilahi, pada Senin (20/6/2022) malam di Desa Blang Sibeutong, Kecamatan Bubon, Kabupaten Aceh Barat.

Kek Carwani sebelum meninggal masih sempat melakukan melaksanakan tugasnya menangani konflik harimau Sumatera dengan manusia di Kawasan Trumon, di daerah Kota Subulussalam, Provinsi Aceh.

Dalam kondisi kurang sehat ditambah usianya yang semakin senja, ia masih tetap melaksanakan tugasnya semata untuk membantu masyarakat.

Dimana beliau merupakan andalan pihak BKSDA Aceh dalam setiap penanganan konflik harimau di Aceh.

Setiap kali terjadi konflik manusia dengan harimau di pedesaan Aceh, Pihak BKSDA Aceh kerap kali mendatangkan sosok Kakek Carwani.

Pria 85 tahun ini masih menjadi andalan untuk menaklukkan si raja rimba dengan kemampuannya yang luar biasa.

Baca juga: Permintaan Pawang Harimau Ke Presiden Jokowi, Kakek Sarwani Ingin Jadwal Hajinya Dipercepat

Sebagaimana sering diberitakan, sosok kakek Carwani sangat dikenal di kalangan BKSDA karena sosok pria bertubuh kecil tersebut memiliki kapasitas sebagai pawang harimau yang cukup mumpuni.

Kakek Carwani ini juga tidak asing bagi para jurnalis yang meliput setiap ada kasus konflik manusia dengan harimau di Aceh yang sigap selalu hadir ke setiap lokasi konflik.

Di rumahnya terlihat para warga ikut melayat duka, para anak-anak dari Kakek Carwani terlihat ramah dengan setiap tamu yang datang melayat ketempat orang tuanya.

Disana anak nomor 3 bernama Hamzana (50) dan anak bungsu kek Carwani bernama Ruslan (35) terlihat melayani tamunya dengan baik.

Dalam kesempatan tersebut para anak-anaknya dari Carwani mengungkapkan kesiapan mereka untuk meneruskan jejak sang Ayah.

Dimana pengetahuan menyangkut dengan penanganan raja rimba atau harimau sudah menjadi turun-temurun.

“Saya sudah siap meneruskan jejak ayah, masalah penanganan harimau liar ini sudah menjadi turun temurun sejak dari kakek kami dulu,” ungkap Ruslan kepada Serambinews, Selasa (21/6/2022) saat ditemui di rumah orang tuanya di Blang Sibeutong, Kecamatan Bubon.

Baca juga: Curi Emas 8 Mayam, Cewek Cantik Ini Beli Iphone XR Untuk Pacar dan Liburan Bareng ke Takengon

Selama ini Ruslan salah satu anak dari almarhum Kakek Carwani terus menemani sang Ayah dalam setiap penanganan konflik harimau di Aceh.

Tentunya hal tersebut menjadi pengalamannya dalam penanganan raja rimba .

Ia mendampingi ayahnya dalam setiap penanganan satwa liar tersebut karena sang ayah Carwani sudah sangat senja usianya, dimana kondisi fisik yang terus  melemah dengan usia ke 85 tahun.

Diceritakannya, berbagai pengalaman di lapangan bersama Ayahnya Kek Carwani ikut dirasakan olehnya.

Sehingga disamping diwarisi pengetahuan dalam penanganan satwa liar ia pun secara langsung terlibat dalam menangani harimau bersama ayahnya dan pihak BKSDA Aceh.

Harimau Jahat Tetap Tertangkap

Sementara Hamzana (50) anak nomor 3 dari Kakek Carwani menceritakan, bahwa peran ayahnya sebagai pawang harimau telah digeluti sejak Kek Carwani masih muda.

Bai di kawasan Bubon dan kawasan Pante Ceureumen di masa lalu, seperti ada harimau yang memangsa ternak.

Para warga yang mengetahui ayahnya mampu menangani masalah tersebut selalu dipanggil untuk mengatasinya.

Baca juga: BREAKING NEWS-Perampok Bawa Kabur Rp 320 Juta Uang Dayah MUDI Samalanga, Pelaku Pecahkan Kaca Mobil

Dalam penanganan tersebut ada yang tertangkap ada juga harimau tidak kembali lagi ke daerah yang meresahkan masyarakat.

“Setiap harimau yang sudah masuk dalam kategori jahat, maka harimau tersebut biasanya pasti tertangkap, dan setelah tertangkap itu sudah menjadi urusan dari pihak BKSDA Aceh,” kata Hamzana.

Menurutnya, harimau yang sudah jahat tersebut yang sudah mulai mengganggu warga seperti menerkam ternak dan sudah mulai kerap terlihat oleh manusia.

Diceritakannya, ayahnya diangkat menjadi honorer di BKSDA Aceh sejak tahun 2007 silam, hingga tahun 2022 hingga Kek Carwani tutup usia ke 85 tahun.

Ia salah satu honorer tertua di Aceh, karena kepiawaiannya dalam penanganan harimau memang sudah sangat teruji.

Hamzana menambahkan, sejak ia masih kecil ayahnya sudah mulai menggeluti dalam penanganan satwa liar tersebut.

Baca juga: VIDEO Kek Carwani Pawang Harimau Tutup Usia, Sang Penakluk Harimau dari Aceh Hingga Riau

Bahkan ia sendiri juga sering menemani ayahnya diperintahkan oleh BKSDA untuk menangani masalah konflik satwa liar dengan manusia.

“Saya dan adik saya Ruslan yang selama ini menemani ayah di setiap penanganan konflik harimau, jika saya berhalangan maka adik saya yang menemaninya,” kata Hamzana.

Saat ditanya kesiapannya meneruskan jejak ayah, ia mengaku sudah sudah sangat siap, dirinya bersama adiknya itu.

“Jika ada masyarakat yang minta bantu kita pasti akan mencoba membantunya, sebab semuanya itu bukan kekuatan dari kita tetapi semuanya atas izin Allah, Insya Allah bisa,” tutup Hamzana.(*)

Baca juga: Pawang Harimau Berstatus Honorer Tertua BKSDA Aceh Itu Meninggal, Berikut Cerita Tentang Kek Carwani

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved