Laporan Haji 2022
Bahasa Indonesia Kian Populer di Madinah, Dipakai Untuk Penunjuk Arah hingga Tausyiah
Seperti di area Masjid Nabawi, kita akan menemukan sejumlah papan informasi petunjuk arah dalam bahasa Arab dan Inggris juga bahasa Indonesia.
Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Taufik Hidayat
Hal tersebut sesuai dengan realita. Saat ini ada ribuan orang jemaah Indonesia setiap hari memenuhi Masjid Nabawi. Maka tak heran kalau di dalam masjid di sudut manapun pasti bertemu dengan jemaah asal Indonesia. Saat keluar masjid, dari pintu manapun pasti bertemu dengan jemaah Indonesia.
Bahkan, di salah satu sudut majelis ilmu di Masjid Nabawi pengajarnya adalah orang Indonesia.
Kehadiran banyak jemaah Indonesia ternyata mampu menjadi duta dalam mengampanyekan bahasa Indonesia di kota Madinah. Mereka layak dikatakan duta karena berhasil menarik para pedagang-pedagang di sekitar Masjid Nabawi untuk belajar bahasa Indonesia.
Maka tak heran ketika menuju atau pulang dari Masjid Nabawi, kita akan melewati toko di sisi kiri dan kanan dengan penjaga yang menyapa menggunakan bahasa Indonesia.
Walaupun penggunaan kosa kata dan ungkapannya singkat, sekadar mengajak kita singgah di toko tersebut. Dialog sederhana itu, seperti murah-murah, mari lihat dulu, barang bagus, model baru, ada diskon, dan lihat gratis ambil bayar.
Saat kita memasuki toko-toko tersebut, meskipun bisa sedikit berbahasa Arab, mereka akan memilih menjawab dan menggunakan bahasa Indonesia. Misal, ini harganya sekian riyal, boleh kurang, harga murah, oh tidak bisa, terima kasih; dan tentu saja nama-nama barang yang mereka jual serta angka-angka dan perhitungan dalam bahasa Indonesia.
Penggunaan bahasa Indonesia oleh pedagang ini tentu punya tujuan untuk memikat pembeli dari Indonesia, meskipun kadang-kadang pengucapan dan arti kata yang diucapkan kerap salah. Selain di pasar, di tempat umum lainnya seperti penjaga hotel juga kerap berbahasa Indonesia. Apalagi rata-rata pekerja bukan dari Arab, melainkan dari Bangladesh, India, dan negara lain.
Kini jemaah haji Indonesia dengan mudah dapat berkomunikasi di tempat-tempat umum. Selain bahasa Indonesia, bahasa isyarat juga menjadi andalan jemaah haji Indonesia.
Menjadi jemaah haji Indonesia adalah sebuah keistimewaan. Meskipun pelaksanaan rukun dan wajib haji berfokus di Makkah, jemaah Indonesia diberikan kesempatan selama 8 hari untuk menetap di Madinah dan ini termasuk pengunjung paling lama yang menetap di Madinah selama musim haji.(*)
Baca juga: LAPORAN HAJI 2022 - Makan Nasi Briyani dan Madhi, Nostalgia Petugas Haji Aceh di Madinah
Baca juga: Jamaah Haji Aceh di Madinah Mulai Bergerak ke Mekah