Opini
Cegah Stunting Itu Penting
Ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, akan tetapi menjadi tanggung jawab kita bersama selaku warga negara yang baik terutama

* (Refleksi Hari Keluarga Nasional)
OLEH ULLY FITRIA SKM, Mahasiswi Magister Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
SETIAP tanggal 29 Juni kita peringati sebagai Hari Keluarga Nasional (Harganas).
Adapun peringatan tahun ini merupakan peringatan ke- 29 dengan mengusung tema “Ayo Cegah Stunting agar keluarga Bebas stunting” yang ditetapkan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan mengadakan acara puncaknya pada tanggal 29 Juni 2022 di Sumatera Utara , Medan secara during dan laring (makassar.antaranews.com, Sabtu 28 Mei 2022).
Tema ini dipilih agar Harganas ini dapat dijadikan sebagai momentum yang sangat tepat untuk menurunkan angka balita dan anak pendek (stunting).
Ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, akan tetapi menjadi tanggung jawab kita bersama selaku warga negara yang baik terutama keluarga Indonesia yang memiliki anak balita.
Masalah stunting di Indonesia adalah ancaman serius yang memerlukan penanganan yang tepat.
Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) pada tahun 2019, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 27,7 % .
Artinya, sekitar satu dari empat anak balita (lebih dari delapan juta anak) di Indonesia mengalami stunting.
Angka tersebut masih sangat tinggi jika dibandingkan dengan ambang batas yang ditetapkan WHO yaitu 20 % (its.ac.id/ news/2021/10/16).
Baca juga: Peduli Stunting, SKK Migas - Premier Oil Dukung Lima Posyandu
Baca juga: Seratusan Calon Pengantin Muda Bireuen Dapat Penyuluhan Tentang Kesehatan Reproduksi dan Stunting
Apa itu stunting Stunting sendiri merupakan gangguan gizi kronis pada anak yang disebabkan oleh kurangnya gizi dalam waktu yang sangat lama dimulai dari 1000 hari pertama kehidupan, disebut juga dengan gagal tumbuh kembang pada anak.
Tumbuh kembang pada anak tidak hanya dilihat dari berat badan anak saja, tetapi juga panjang dan tinggi badan harus sesuai.
Ciri-cirinya anak mengalami pertumbuhan tidak ideal, perawakan lebih pendek atau kerdil dibandingkan dengan anak usianya, tidak hanya fisiknya yang terlihat tingkat kecerdasan juga terlihat di bawah rata-rata, gangguan berbicara dan sistem kekebalan tubuh lebih rendah sehingga lebih gampang sakit terutama penyakit infeksi.
Tidak semua anak pendek (kerdil) dikatakan stunting.
Seorang anak dikatakan stunting jika menurut petugas kesehatan pertumbuhannya di bawah kurva pertumbuhan standar WHO.