Opini
Bireuen 26 Tahun: Menakar Capaian, Menyusun Harapan
Dalam membangun kabupaten yang bermartabat setiap daerah pasti memiliki sejarah dan dinamika perkembangan yang khas, begitu pula Bireuen
M Zubair SH MH, ASN Pemkab Bireuen
KABUPATEN Bireuen secara resmi menjadi kabupaten otonom pada tanggal 12 Oktober 1999, setelah sebelumnya merupakan bagian dari Kabupaten Aceh Utara. Dalam membangun kabupaten yang bermartabat setiap daerah pasti memiliki sejarah dan dinamika perkembangan yang khas, begitu pula Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh. Pada tahun 2025 ini, Kabupaten Bireuen kembali merayakan hari jadinya yang ke-26, dan sebagai momentum reflektif untuk menengok perjalanan masa lalu, menilai pencapaian masa kini, serta merumuskan arah pembangunan di masa depan.
Refleksi ini penting agar peringatan hari ulang tahun tidak hanya menjadi seremoni, tetapi juga sebagai wahana perenungan kolektif bagi pemerintah, masyarakat, dan seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama membangun Bireuen yang lebih maju, sejahtera, dan berdaya saing.
Kabupaten Bireuen dikenal sebagai daerah yang memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Pada masa revolusi kemerdekaan, Bireuen dijuluki sebagai “Kota Juang” dan julukan tersebut melekat sampai saat ini karena menjadi salah satu basis perlawanan rakyat Aceh terhadap penjajah. Peran strategis daerah ini semakin terlihat ketika Bireuen menjadi tempat singgah Presiden Soekarno pada masa revolusi fisik. Hal tersebut menunjukkan bahwa Bireuen bukan hanya bagian dari Aceh, tetapi juga bagian integral dari perjalanan bangsa.
Secara administratif, Kabupaten Bireuen resmi berdiri pada tahun 1999, setelah dimekarkan dari Kabupaten Aceh Utara. Proses pemekaran tersebut dilatarbelakangi oleh kebutuhan untuk mendekatkan pelayanan publik, mempercepat pembangunan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sejak saat itu, Bireuen berkembang menjadi salah satu kabupaten yang cukup penting di Aceh, baik dari segi ekonomi, politik, pendidikan, maupun budaya.
Dua puluh enam tahun sejak berdiri, Kabupaten Bireuen telah menunjukkan berbagai capaian pembangunan. Dari sisi pendidikan, Bireuen dikenal memiliki berbagai institusi pendidikan tinggi swasta yang melahirkan banyak sumber daya manusia berkualitas. Kehadiran perguruan tinggi, pesantren, serta sekolah-sekolah unggulan menjadi modal penting dalam membangun generasi penerus yang berilmu dan berdaya saing.
Di bidang ekonomi, masyarakat Bireuen masih banyak yang menggantungkan hidup pada sektor pertanian, perkebunan, dan perdagangan. Padi, serta hasil perkebunan lain menjadi komoditas utama yang menopang perekonomian lokal. Di sisi lain, sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga tumbuh seiring dengan meningkatnya semangat kewirausahaan.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak tantangan yang dihadapi, seperti pengangguran, kesenjangan sosial, serta keterbatasan infrastruktur di beberapa wilayah pedesaan. Persoalan tersebut menuntut perhatian serius dari pemerintah daerah agar pembangunan berjalan lebih merata dan berkeadilan.
Momentum bersama
Pada Ulang tahun ke-26 ini Kabupaten Bireuen bukan hanya melakukan perayaan seremonial, melainkan juga momentum evaluasi. Refleksi ini mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mengingat betapa pentingnya sejarah, menghargai jasa para pendahulu, sekaligus berkomitmen untuk meneruskan perjuangan mereka melalui pembangunan.
Momentum ini juga menjadi ajakan untuk memperkuat rasa kebersamaan dan gotong royong. Pembangunan daerah tidak bisa hanya bertumpu pada pemerintah, tetapi membutuhkan dukungan aktif masyarakat, akademisi, dunia usaha, dan generasi muda. Dengan sinergi tersebut, Bireuen dapat menghadapi berbagai tantangan zaman, termasuk derasnya arus globalisasi dan perkembangan teknologi.
Masa depan Kabupaten Bireuen sangat ditentukan oleh visi pembangunan yang dirumuskan hari ini. Ada beberapa arah strategis yang perlu diperhatikan dalam memajukan daerah ini ke depan. Yaitu Pertama, Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul.
Generasi muda Bireuen harus dibekali dengan pendidikan yang berkualitas, keterampilan digital, serta wawasan global.
Investasi pada sumber daya manusia menjadi kunci agar Bireuen tidak hanya menjadi daerah yang kuat secara ekonomi, tetapi juga mampu melahirkan inovator dan pemimpin masa depan. Kedua, Penguatan Ekonomi Lokal dan UMKM.
Sektor pertanian, perkebunan, perikanan, dan UMKM perlu mendapatkan dukungan penuh. Inovasi dalam pengolahan hasil pertanian, diversifikasi produk, serta pemasaran digital dapat meningkatkan nilai tambah bagi perekonomian masyarakat. Dengan demikian, Bireuen tidak hanya menjadi penghasil bahan mentah, tetapi juga mampu menembus pasar yang lebih luas. Ketigq, Infrastruktur dan Konektivitas Pembangunan infrastruktur yang merata, termasuk jalan, jembatan, listrik, dan akses internet, merupakan syarat utama untuk mempercepat pembangunan. Konektivitas antar wilayah akan memperlancar mobilitas barang, jasa, dan manusia, serta membuka peluang ekonomi baru.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.