Kisah Santi, Ibu yang Memperjuangkan Ganja Medis untuk Obati Putrinya yang Menderita Cerebral Palsy
Kisah Santi perjuangkan ganja medis demi obat sang putri, serta perjalanan panjang harus ditempuh untuk kesembuhan buah hati pengidap cerebral palsy.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Mursal Ismail
Setelah Pika umur dua bulan, Santi dan suami membawa ke Bali.
Sebab Santi dan suami masih harus bekerja di Bali.
Pika kecil tumbuh dengan sehat.
Buah hati Santi dan suaminya ini pun menjadi anak yang periang dan beraktivitas seperti anak pada umumnya.
Awalnya muntah dan lemas
Pada saat akan lulus Taman Kanak-kanak (TK), Pika mulai muntah-muntah dan lemas.
Pihak sekolah kemudian menghubungi Santi untuk menjemput Pika agar istirahat di rumah.
"Saya ditelepon suruh membawa pulang, nanti istirahat besok sudah segar lagi," ungkapnya.
"Begitu beberapa kali. Kemudian muncul kejang," tambahnya.
Mengetahui kondisi Pika, Santi kemudian membawa buah hatinya ke rumah sakit untuk periksa.
Awalnya, dokter memvonis Pika epilepsi.
"Karena kejang tanpa demam (dokter menyampaikan) epilepsi begitu, kemudian diperiksa lanjutan," urainya.
"Mulai saat itu Pika minum obat kejang," tambahnya.
Santi mengungkapkan, kondisi Pika saat itu masih bagus, masih bisa berjalan.
Namun seiring berjalanya waktu Pika mulai kesulitan untuk berjalan dan kesulitan memegang sesuatu.