Kisah Santi, Ibu yang Memperjuangkan Ganja Medis untuk Obati Putrinya yang Menderita Cerebral Palsy
Kisah Santi perjuangkan ganja medis demi obat sang putri, serta perjalanan panjang harus ditempuh untuk kesembuhan buah hati pengidap cerebral palsy.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Mursal Ismail
"Jadi motorik kasarnya, motorik halusnya mulai terganggu karena kejang pun masih ada kan," ungkapnya.
"Saat itu saya sudah melakukan terapi juga waktu di Bali," tambahnya.
Santi yang merasa kesulitan mencari lokasi terapi di Bali pada tahun 2015 memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya.
Santi lantas kembali ke Yogyakarta bersama buah hatinya.
Sedangkan suaminya tetap berada di Bali untuk bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga.
"Suami tetap di Bali karena kita tetap perlu dapur tetap ngebul," ucapnya.
"Jadi suami di Bali, saya dan Pika di Yogya, kita melanjutkan terapi di sini di rumah sakit," tambahnya.
Selama di Yogyakarta, Pika harus keluar masuk rumah sakit karena kejang masih sering muncul.
Seiring berjalanya waktu, kondisi Pika pun mulai menurun.
"Lama-lama kondisinya menurun, menurun," tuturnya.
"Kondisi seperti itu disebut oleh dokter cerebral palsy," tambahnya.
Baca juga: Masih Ingat Fidelis? Kisah Ganja Medis untuk Selamatkan Istri yang Berujung Jeruji Besi dan Maut
Pika saat ini berusia 14 tahun.
Kondisi motoriknya yang terganggu membuat tidak lagi bisa melakukan apapun sehingga tergantung kepada kedua orang tuanya.
Santi mengaku saat itu tidak terlalu memikirkan tentang diagnosa dokter.
Sebagai seorang Ibu, Santi lebih fokus mengupayakan kesembuhan sang buah hati.