Berita Jakarta
Penjualan Hewan Kurban Tetap Tinggi, Harga Naik Lima Persen
Penjualan hewan kurban seperti sapi untuk Idul Adha tetap tinggi meski saat ini terdapat wabah penyakit mulut dan kaki (PMK)
JAKARTA - Penjualan hewan kurban seperti sapi untuk Idul Adha tetap tinggi meski saat ini terdapat wabah penyakit mulut dan kaki (PMK).
"Penjualan sapi tetap tinggi, tapi masyarakat lebih teliti menanyakan kesehatan hewan kurban sebelum membeli," kata Penjual Sapi kurban Haji Doni, Senin (2/7/2022).
Menurutnya, pada tahun ini dirinya menjual 2.200 sapi dari beberapa daerah yang bebas dari wabah PMK.
Hingga Senin pagi katanya sudah terjual 2.038 ekor untuk area Jabodetabek.
"Kami mencoba mencari lagi sapi tetapi ketersediaan saat ini sedikit sapi yang sehat," ucapnya.
Adapun harga sapi yang banyak dibeli masyarakat pada saat ini di bawah harga Rp 30 juta per ekor.
"Ekonomi masyarakat sekarang belum pulih banget setelah pandemi.
Jadi paling banyak sapi dibeli harga Rp 16 juta, Rp 17 juta, Rp 24 juta hingga Rp 30 juta," ujarnya.
Sedangkan untuk harga sapi dibanding tahun lalu, Haji Doni menyebut terdapat kenaikan 3 persen hingga 5 persen untuk biaya menjaga kesehatan tubuh hewan di tengah wabah PMK.
"Penjualan sapi tahun ini ada biaya tambahan untuk dikonsumsi sapi, sehingga harga juga naik.
Baca juga: PMK Ditetapkan sebagai Status Keadaan Darurat, Aceh Masuk Kasus Tertinggi
Baca juga: Babinsa Kodim Nagan Raya Bantu Periksa Ternak Warga untuk Cegah PMK
Misalnya harga sapi Rp 10 juta ada kenaikan Rp 300 ribu, kalau harga sapi Rp 20 juta per ekor, naiknya Rp 600 ribu," kata Haji Doni.
Meski ada kenaikan harga, kata Haji Doni, masyarakat tetap mencari hewan kurban tetapi sekarang lebih teliti dalam melakukan transaksi.
"Masyarakat bertanya soal kesehatan sapinya, kalau dokumen kita mulai datangkan sapi sampai di lokasi penjualan, masyarakat tetap membelinya," paparnya.
Menurutnya, keberadaan sapi bebas PMK pun saat ini terbatas, dari 34 provinsi terdapat 18 provinsi lebih telah terinfeksi PMK.
"Sapi juga terbatas yang kami datangkan, sekarang cuma dari Bali, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat," ucap Haji Doni.