Jurnalisme Warga
Antara Kiev, Wassenaar, dan Banda Aceh
KIEV (Kiyev, dengan nama baru “Kyiv”), ibu kota Ukraina, saat ini menjadi kota yang begitu dikenal warga dunia karena menjadi medan pertemuan

Banyak lulusan Unpad yang dikirim ke Uni Soviet.
Mereka berdua termasuk eksil yang paspornya dicabut oleh Pemerintah Orde Baru tahun 1966 setelah peristiwa G30S/PKI.
Banyak dari mereka tidak tahu apa-apa terkait peristiwa politik tahun 1965.
Mereka mendaftar sekolah ke luar negeri karena ada peluang beasiswa.
Karena ini kesempatan langka.
Setelah makan siang, Dr Agus membuka album yang berisi foto-foto kenangan waktu masih menjadi mahasiswa di Kiev.
Ia menunjuk foto deretan mahasiswa Indonesia yang mengenakan baju seragam hitam-putih, sedang mengikuti acara di kampus.
“Ini kami semua mahasiswa Indonesia.
Ini foto saya, Pon Cut.
Ini istri saya.
Yang di foto ini, saya benar-benar lupa siapa namanya.
Sama sekali tidak ingat lagi.
Teman baik saya, orang Aceh.
Orangnya pintar dan ganteng.
Kami benar-benar terputus komunikasi sejak ia kembali ke Indonesia.
Kami tidak tahu di mana ia sekarang,” kata Dr Agus.
“Rasanya ingin sekali bertemu kembali,” tambahnya.
Lalu saya mengatakan bahwa teman asal Aceh tersebut bernama Rubani.
Mendengar ini, ia dan istrinya menoleh ke sana.
“Iya kami baru ingat, iya benar itu namanya.
Namanya Rubani! Mengapa Pon Cut bisa tahu?” tanyanya sambil kegirangan.
Saya jawab bahwa “Pak Rubani, tetangga saya di Geuceu Kompleks, Banda Aceh.
Beliau teman ibu saya.
Ibu pernah cerita, ada temannya Dosen Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala yang pernah kuliah di Uni Soviet.
Sedangkan ibu saya memilih profesi sebagai jaksa.
” Saya tambahkan lagi bahwa “Anak Pak Rubani yang paling tua adalah teman SMP saya.
Wajahnya mirip dengan wajah Pak Rubani.
” Lalu di depan mereka saya telepon teman di Banda Aceh yang juga tetangga Pak Rubani.
Ia mengabari bahwa Pak Rubani telah meninggal dunia sebulan yang lalu.
Mendengar berita duka ini, mereka sangat sedih.
Dr Agus mengambil dua foto dan menyampaikan pesan, jika saya kembali ke Banda Aceh, mohon berkenan menyerahkan dua foto tersebut ke istri Pak Rubani, dan menyampaikan salam hormat dari mereka.
“Baik,” saya katakan.
Kepada mereka, ada saya ceritakan bahwa Pak Rubani pensiunan dosen di Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala.
Almarhum pernah menjabat pimpinan DPRD Tingkat II Banda Aceh.
Dr Agus ada mengatakan, bersyukur ia duluan kembali ke tanah air sebelum Peristiwa ‘65.
Setiba di Banda Aceh, saya menuju Geuceu Kompleks dan menyerahkan langsung dua foto tersebut kepada istri Pak Rubani.
Demikian juga titipan salam dari Wassenaar.
Baca juga: Putin Keluarkan Dekrit Jalur Cepat Perluas Kewarganegaraan Rusia ke Seluruh Ukraina
Baca juga: Presiden Amerika Serikat Teken Bantuan Senjata Baru ke Ukraina, Untuk Hadapi Serangan Rusia