Sejarah Tari Saman Hingga Masuk Dalam 12 Daftar Warisan Budaya Tak Benda yang Diakui UNESCO

Tari Saman memenuhi kriteria untuk dicantumkan dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda yang Perlu Dijaga Mendesak karena beberapa alasan.

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM/SUBUR DANI
Tari Saman pada Upacara Hari Pahlawan tahun 2017 di Lapangan Blangpadang, Banda Aceh, Jumat (10/11/2017). Sejarah Tari Saman hingga masuk dalam 12 daftar Warisan Budaya Tak Benda yang diakui UNESCO. 

Dalam situs resmi Intangible Culture Heritage UNESCO, disebutkan bahwa Tari Saman memenuhi kriteria untuk dicantumkan dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda yang Perlu Dijaga Mendesak karena beberapa alasan.

Beberapa alasan itu antara lain karena Tari Saman melibatkan komunitas yang tidak hanya terdiri dari pemain dan pelatih, tetapi juga penggemar, tokoh agama terkemuka, tokoh adat, guru dan pejabat pemerintah.

Tari Saman mempromosikan persahabatan, persaudaraan dan niat baik dan memperkuat kesadaran akan kelangsungan sejarah masyarakat Gayo.

Namun tarian ini dianggap menghadapi melemahnya mode transmisi informal dan formal.

Itu karena berkurangnya kesempatan untuk pertunjukan serta hilangnya ruang budaya tempat transmisi terjadi.

Terkait dengan perubahan sosial, ekonomi dan politik yang mencakup penetrasi media massa dan pedesaan- migrasi perkotaan generasi muda, pengetahuan tentang unsur tersebut dinilai semakin berkurang dan kegiatan komersial meningkat.

Sehingga akan mengancam kelangsungan makna Tari Saman bagi masyarakatnya.

Alasan Tari Saman diusulkan jadi Warisan Budaya Dunia

Gaura Mancacarita, salah seorang yang ikut berperan dalam masuknya Tari Saman dalam Daftar Warisan Budaya Tak Benda Dunia oleh Unesco mengatakan, Tari Saman diusulkan untuk mengimbangi usulan-usulan sebelumnya yang didominasi dari Pulau Jawa.

"Selama ini kan yang diajukan ke Unesco, batik, wayang, keris, itu kan Jawa semua," ujar Gaura di Jakarta, Senin (18/7/2022), seperti dikutip dari Serambinews.com.

"Lalu kita gagas bagaimana kalau dari luar Jawa. Maka ketemulah dengan Saman,” sambungnya.

Pria asal Australia itu mengatakan, bahwa daerah Aceh sebagaimana diketahui merupakan daerah yang istimewa.

Begitupula dengan Gayo Lues, daerah asal dari tarian tradisional Saman.

Gaura Mancacarita (tengah) foto bersama dengan sejumlah tokoh Aceh.
Gaura Mancacarita (tengah) foto bersama dengan sejumlah tokoh Aceh. (Serambi Indonesia)

Maka dari itu, dirinya kala itu setuju untuk menggagas Tari Saman agar masuk dalam daftar warisan budaya yang diakui UNESCO.

Baca juga: Sebelas Tahun Jadi Warisan Budaya Dunia, Pemerintah Siapkan Langkah Khusus untuk Saman Gayo

Sosok penting dibalik masuknya Tari Saman dalam buku UNESCO

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved