Sejarah Tari Saman Hingga Masuk Dalam 12 Daftar Warisan Budaya Tak Benda yang Diakui UNESCO

Tari Saman memenuhi kriteria untuk dicantumkan dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda yang Perlu Dijaga Mendesak karena beberapa alasan.

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM/SUBUR DANI
Tari Saman pada Upacara Hari Pahlawan tahun 2017 di Lapangan Blangpadang, Banda Aceh, Jumat (10/11/2017). Sejarah Tari Saman hingga masuk dalam 12 daftar Warisan Budaya Tak Benda yang diakui UNESCO. 

Di balik mendunianya Tari Saman Gayo saat ini, siapa sangka ada campur tangan seorang pria asal Australia.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Serambinews.com dari berbagai sumber, disebutkan bahwa sosok pria itu begitu terkagum dengan seni tradisi warga Aceh ini.

Ia bahkan sampai berlinang air mata kala menyaksikan persembahan Tari Saman Massal yang diikuti oleh 12.266 penari, di Stadion Seribu Bukit Indah, Blang Kejren, Gayo Lues.

Adalah Gaura Mancacarita, sosok yang memiliki peran penting dalam melejitnya nama Saman Gayo hingga masuk dalam buku UNESCO.

Ia adalah anggota tim peneliti ketika Saman diusulkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) atau Intangible Culture Heritage (ICH) UNESCO.

"Saya juru tulis, tim peneliti, mengkomunikasikan aspirasi dari komunitas Saman kepada Unesco dengan bahasa mereka," kata pria bertubuh tinggi dan berambut pirang itu.

Namun, menurut Gaura, ada sosok yang juga tak kalah penting dibalik masuknya Saman sebagai warisan budaya tak benda yang diakui UNESCO.

Sosok itu, kata Gaura, merupakan tokoh asal Aceh, Rusman Musa.

"Ia saat itu pejabat di Kantor Menko Kesra. Saya diajak, lalu kita kerjakan penelitiannya," sebut Gaura.

"Saya bolak balik ke Gayo Lues dan Aceh melakukan penelitian," sambungnya.

Gaura menceritakan, penelitiannya itu dilakukan sepanjang September 2010 silam.

ketika itu Bupati Gayo Lues dijabat Ibnu Hasim, dan sangat mendukung penelitian tersebut.

"Kita kerjakan penelitiannya, lalu kirim ke Unesco, akhirnya berhasil," katanya.

Sebelas tahun setelah Saman ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO, Gaura menyebutkan, Saman makin maju dan berkembang.

"Perjuangan kita sekarang adalah mengeluarkan Saman dari status 'perlunya perlindungan mendesak" ke kategori "refresentatif," ujar Gaura.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved