Mihrab

Tgk Zulkhairi Ingatkan Pentingnya Pesan Takwa Disampaikan Khatib Jumat

Pesan takwa sangat esensial untuk terus diulang penyampaiannya di hadapan orang banyak. Tanpa pesan takwa ini tidak akan sah pelaksanaan ibadah jumat.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Mursal Ismail
TANGKAPAN LAYAR YOUTUBE/SERAMBI ON TV
Sekjend Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh, Dr Teuku Zulkhairi MA. 

Pesan takwa sangat esensial untuk terus diulang penyampaiannya di hadapan orang banyak. Tanpa pesan takwa ini tidak akan sah pelaksanaan ibadah jumat.

SERAMBINEWS.COM - Pesan takwa menjadi salah satu dari lima rukun dalam khutbah Jum’at.

Lima rukun khutbah tersebut yakni, puji-pujian kepada Allah, shalawat kepada Rasulullah, pesan takwa, membaca ayat Al quran dan do’a.

“Tanpa pesan takwa ini tidak akan sah pelaksanaan ibadah jJumat,” ujar Sekjend Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh, Dr Teuku Zulkhairi MA mengawali pembahasan ini.

Hal ini, kata dia, menandakan bahwa pesan takwa adalah yang sangat esensial untuk terus diulang-ulang penyampaiannya di hadapan banyak orang.

Baca juga: ISLAM, Mengharamkan Pernikahan Beda Agama untuk Menjaga Aqidah dan Keturunan

Diharapkan bahwa setiap Jum’at umat Islam dapat mendengar pesan takwa dari para khatib jum’at.

Pertanyaannya kemudian, apa pentingnya pesan takwa ini kepada seorang muslim? dan bagaimana cara meraihnya?

Menurut Tgk Zulkhairi yang juga Akademi UIN Ar-Raniry Banda Aceh itu, Alquran membicarakan persoalana takwa dalam banyak ayat dan dengan berbagai bentuk katanya.

“Bahkan sejak awal surah al-Baqarah, Alquran sudah membagi manusia ke dalam tiga model,” ujarnya.

Yakni, manusia bertakwa, kafir dan manusia yang nampak Islam tapi condong kepada kekafiran atau munafiq.

Manusia bertaqwa adalah model manusia harapan Islam. Menjadi manusia bertaqwa itu bukanlah pilihan bagi seorang muslim, tapi keharusan. 

Ia menuturkan, bahasan takwa selama ini biasanya hanya aktif disampaikan di bulan Ramadhan saja.

Baca juga: Keselarasan Filsafat Stoisisme dengan Islam

Hal ini karena ibadah puasa yang dijelaskan oleh Alquran bertujuan untuk membentuk karakter takwa.

“Selepas Ramadhan jarang terdengar pembahasan takwa kecuali hanya sesekali saja,” terang Tgk Zulkhairi.

Padahal, lanjutnya, untuk meraih gelar takwa bukan hanya dengan puasa saja. Namun juga dengan amalan yang lainnya juga.

Oleh sebab itu, bahasan terkait takwa ini harus terus menerus disampaikan dan dikaji di luar bulan Ramadhan dan sepanjang tahun dalam berbagai kesempatan. 

“Maka itu pesan takwa menjadi salah satu rukun khutbah jum’at yang wajib disampaikan oleh para khatib di setiap jum’at,” jelasnya.

Banyak definisi takwa yang disampaikan oleh para ulama. Namun pada intinya adalah, takwa itu mengerjakan semua perintah Allah dan RasulNya dan meninggalknya apa yang dilarang.

Alquran telah menyebut sejumlah kriteria takwa yaitu beriman kepada yang ghaib, mendirikan shalat, zakat dan menafkahkan rizkinya di jalan Allah baik di kala lapang atau banyak rizki/kuasa maupun di kala kesulitan ekonomi.

Kriteria selanjutnya yaitu menahan amarah, saling memaafkan antar sesama, orang-orang yang setelah berbuat fahisyah (keburukan), lalu dia ingat kepada Allah, sabar dalam kesempitan, menepati janji apabila berjanji.

Apabila berbuat keburukan maka ia mengiringi keburukan dengan amal baik, beristighfar di waktu sahur, tahajjud dan sebagainya.

“Dan banyak kriteria lainnya yang disebutkan dalam berbagai ayat. Jadi sifat-sifat takwa ini mesti menjadi pakaian kita sebagai muslim, dan untuk itulah khatib mesti selalu menyampaikan pesan takwa,” ujar Tgk Zulkhairi.

Banyak keutamaan yang akan diraih oleh orang-orang yang bertakwa, baik di dunia maupun di akhirat.

Di dunia ini mereka akan dimudahkan urusan-urusannya oleh Allah Swt. Di akhirat nanti mereka akan dipanggil untuk masuk syurga secara berkelompok-kelompok.

Sementara bagi kita sebagai bangsa, apabila semakin banyak masyarakat yang beriman dan bertakwa, maka Allah akan menurunkan keberkahanNya dari langit dan mengeluarkan keberkahannya dari bumi.

Alumnus Dayah Babussalam Matangkuli Aceh Utara itu menyebut, karena ketakwaan itulah umat-umat Islam masa terdahulu berhasil meraih kejayaan.

“Jadi, betapa istimewanya ketakwaan itu sehingga patutlah menjadi satu dari lima rukun dalam khutbah jum’at yang mesti disampaikan selalu oleh para khatib jum’at,” pungkasnya. (Serambinews.com/ar)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved