Haji 2022
Thawaf Wada', Thawaf Perpisahan untuk Bertemu Lagi
thawaf wada' adalah thawaf perpisahan yang menandai penutup seluruh aktivitas ibadah haji selama di Kota Suci sebelum kembali ke Tanah Air
Tetapi bagaimana rasa sedih yang terekspresikan dalam gerak dan bahasa tubuh wujud dalam diri saat melakukan tujuh putaran terakhir.
Thawaf itu sendiri sejatinya merupakan ibadah ekspresi.
Sebab itulah tidak teriwayatkan doa khusus dari Nabi saat melakukan thawaf.
Agar umat bebas mengekspresikan segala keluh kesahnya langsung kepada Tuhan Ka'bah.
Bahasa ekspresi inilah yang teriwayatkan dalam hadis.
Nabi pernah meniru dan mengikuti bacaan seorang Arab Badui (Arab pedalaman) yang melakukan thawaf di depan Nabi.
Padahal Badui itu cuma melafalkan asma' Allah Ya Karim (Yang Mulia).
Tapi dalam penilaian Nabi, bacaan Badui itu keluar tulus dari dalam hati (bi dzahril qalbi), tanda cinta mendalam kepada Ilahi.
Serta merta Nabi menyetop bacaan doa dan zikirnya untuk meniru dan mengikuti bacaan Ya Karim Badui di depannya.
Saat thawaf wada', ekspresi kesedihan mendalam harus dieksploitasi secara maksimal dari dalam diri.
Jangan terjebak dengan bacaan doa semata yang kering ekspresi.
Sehingga aneh jika ada yang melakukan thawaf wada' tapi tidak terasapun getaran berat perpisahan itu dalam jiwa.
Dalam kesedihan itulah doa dihadirkan kepada Tuhan Ka'bah.
Terutama doa untuk tidak menjadikan ini sebagai pertemuan terakhir (Allahumma la taj'al hadza akhirul 'ahdi baitikal haram).
Gerak tubuh juga akan mengikuti apa yang dibacakan dalam doa.