Kupi Beungoh

Aceh dan Kepemimpinan Militer (II) - Ali Mughayatsyah dan Efek Pygmalion

Karena Mughayatsyah lah dua Kerajaan Aceh yang berseteru, yakni dinasti Darul Kamal dan dinasti Meukuta Alam, bersatu.

Editor: Zaenal
Dok Pribadi
Ahmad Humam Hamid, Sosiolog, Guru Besar Universitas Syiah Kuala 

Kemampuannya sebagai pemimpin militer terbukti lagi dua tahun kemudian ketika menghajar pasukan Portugis lainnya yang dipimpin oleh Laksamana Jorge di Brito.

Seperti dicatat oleh Pusponegoro (2010), Mughayatsyah pada tahun 1524 mengalahkan invasi Portugis yang hendak menyerang Banda Aceh di bawah pimpinan Simao de Souza Galvao, dan bahkan kapalnya berhasil dirampas.

Kapal itu kemudian dipersiapkan untuk digunakan oleh Mughayatsyah  memerangi Portugis di Malaka.

Sayang ia mangkat pada tahun 1530, ketika persiapan perang itu sedang dilakukannnya.

Mughayatsyah hanya memerintah sekitar 14 tahun, akan tetapi apa yang dilakukannya memberikan implikasi global pada masa, terutama untuk bangsa-bangsa Eropah.

Tidak hanya itu, lahir dan jayanya kerajaan Aceh sebagai kerajaan Islam dipimpin oleh Mughayatsyah di Asia Tenggara juga menjadi kabar baik bagi Kerajaan Ottoman Turki yang memerlukan aliansi di kawasan Timur untuk menghadapi persaingan dagang dan keamanan kawasan dengan bangsa-bangsa Eropa. 

Warisan terbesar yang diwariskan oleh Mugayatsyah adalah  rasa percaya diri yang luar biasa, baik untuk dirinya dan kerajaan Aceh untuk menjadi sebuah kerajaan besar, dengan menjadikan Portugis sebagai musuh besar abadi.

Cerita Mughayatsyah melahirkan kerajaan Aceh hanya dalam masa 14 tahun, dengan memerangi Portugis adalah sesuatu yang tak terbayangkan pada masa itu.

Kehebatan Portugis menjelajahi dan menguasai berbagai bagian dunia dimulai ketika menguasai kota-kota pesisir  di sepanjang Samudera India yang dimulai dari kawasan Gujarat.

Goa dan Kalkutta adalah dua kota awal yang ditaklukkan oleh Vasco da Gama dan Pedro Avares Cabral pada akhir abad ke 15 dan awal abad ke 16.

Goa dijajah secara abadi oleh Portugis selama 450 tahun, dan baru diserahkan kepada negara India pada tahun 1961.

Baca juga: Portugis Rela Jauh-jauh ke Timor Leste Demi Kayu Cendana, Kini Kerap Diselundupkan ke Indonesia

Baca juga: Ratusan Tahun Dijajah Portugis & Sempat Jadi Bagian dari Indonesia, Inilah Fakta tentang Timor Leste

Ketekunan Sepenuh Jiwa

Apa yang sangat penting dicatat untuk Mughayatsyah adalah keyakinan besarnya untuk tumbuh dan hadirnya sebuah kerajaan besar yang terhebat di kawasan yang mampu menghadapi kehebatan Portugis.

Kehebatan tentang keyakinan dan percaya diri sering dilukiskan dengan metafora mitologi Yunani kuno tentang seorang seniman, pematung.

Sang seniman yang bernama Pymalion, mengukir patung cantik dari gading.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved