Internet Marketing
Omzet Rp 2,5 Miliar Sehari dari Jual Panci, Begini Kisah Yoyok Rubiantono dan Jualan Onlinenya
Kisah Yoyok Rubiantono, penjual panci beromzet Rp 2,5 miliar dengan berjualan online memanfaatkan fitur beriklan di Facebook dan Instagram.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Taufik Hidayat
SERAMBINEWS.COM - Everybody can do it. Kata itu keluar dari mulut seorang pria yang memulai semuanya dari Rp 200 ribu saja.
Ya, modal Rp 200 ribu Yoyok sekitar satu setengah dekade silam, kini berubah menjadi Rp 2,5 miliar sehari.
Menariknya, omzet sebesar itu didapat dengan berjualan panci dan peralatan dapur lainnya.
Pemilik nama lengkap Yoyok Rubiantono ini sudah memulai bisnis dengan sistem digital marketing atau berjualan online sejak 2006 silam.
Yoyok merupakan salah satu alumnus Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada (UGM) yang sukses dengan tersesat di jalan internet marketing.
Pria asal Cepu, Jawa Tengah ini lahir pada 27 Oktober 1979 silam.
Panci-panci jualan Yoyok kini menjangkau pangsa pasar ke seluruh dunia melalui jualan online, kecuali Korea Utara.
Ia memanfaatkan platform media sosial berbasisi Facebook dan kini termasuk Instagram, untuk mengiklankan jualan onlinenya secara global.
Perjalanan Yoyok terbilang tak instan, beriklan mulai dari Rp 200 ribu di Facebook, kemudian naik seiring waktu karena pendapatan yang didapat diputarkan kembali ke bisnisnya.
Sangking sulitnya tak punya modal di awal, ia mencari investor yakni istrinya sendiri.
Ia menggunakan kartu kredit sang istri tanpa sepengetahuannya untuk modal bisnis.
"(Untung sukses), coba nggak sukses, bisa di-PHK," kata Yoyok tertawa sebagaimana dikutip Serambinews.com dari tayangan YouTube Deddy Corbuzier, Kamis (28/7/2022).
Dari modal awal beriklan Rp 200 ribu itu, naik pelan-pelan menuju ke Rp 1 juta, kemudian naik lagi menjadi Rp 10 juta dan Rp 20 juta hingga Rp 100 juta sehari.
Saat sudah di puncak, kini Yoyok mengeluarkan budget sekitar Rp 1 miliar per hari untuk mengiklankan jualan pancinya di Facebook dan Instagram.
Dari budget yang dianggarkan tersebut, ia mendapatkan omzet rata-rata 2,5 kali atau sekitar Rp 2,5 miliar per hari.
Kemajuan di era digital seperti sekarang, kata Yoyok, memberi kesempatan semua orang mendapatkan haknya untuk sukses dan meraih penghasilan yang besar.
Syaratnya yakni punya niat dan menekuni profesi tersebut sampai benar-benar jadi.
Baca juga: Omzet Rp 100 Miliar, Ini Kisah Rahmah dari Kopi Gayo Gelondong sampai Ekspor ke Luar Negeri
Hijrah ke Online adalah Langkah Tepat
Berjualan online di era sekarang merupakan langkah tepat mengingat toko atau lapak offline mulai berguguran terdisrupsi sekaligus tergerus oleh zaman.
Ia bercerita, menghasilkan miliaran rupiah dalam kurun waktu 3-6 bulan bukanlah hal yang mustahil melalui jualan online dengan beriklan di Facebook dan Instagram.
Sebab media sosial tersebut bisa menjangkau jutaan orang dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, buah dari kemajuan teknologi.
Hal seperti ini tidak akan didapat bila berjualan secara offline dengan mendirikan toko atau membuka lapak secara konvensional tanpa terjun ke ranah online.
"Kalau jualan offline, menjangkau miliaran rupiah butuh waktu bisa bertahun-tahun," kata Yoyok.
Ia berujar, berapa banyak saat ini mall yang tutup karena tak sanggup menahan bendungan gelombang jualan online di dunia maya.
Dengan demikian, memiliki dua akun media sosial saja seperti Facebook dan Instagram bisa membuka peluang seseorang untuk menjadi kaya.
Terpenting adalah mempelajari setiap kemajuan dunia digital dengan baik yang pada akhirnya bisa menghasilkan pendapatan dari sana.
Baca juga: Khadafi, Anak Muda Asal Lhokseumawe Bos Bisatopup Beromzet Rp 20 Miliar Per Bulan, Begini Kisahnya
Tips Berjualan Online
Yoyok menyampaikan beberapa tips berjualan online agar mendapat pasar dan mudah ditemukan oleh para calon customer di dunia maya.
Pertama, ia menyarankan agar menjual sesuatu yang unik di internet.
"Istilahnya punya unique selling point, supaya calon customer mau lirik dan beli," katanya.
Kedua yakni dengan belajar beriklan di media sosial seperti Facebook dan Instagram.
Menurutnya, beriklan tidak semudah pasang modal dan membiarkan semua berjalan begitu saja.
Baca juga: Kisah Firman, Co-Founder Startup Asal Aceh Raih Omzet Miliaran, Dulu Hampir Tewas Diterjang Tsunami
Perlu strategi-strategi seperti menyesuaikan interest atau minat/ketertarikan calon customer yang bakal ditarget dengan produk yang akan diiklankan.
"Mencocokkan interest para calon pembeli dan sebagainya, semua itu bisa dipelajari dan dilakukan di Facebook," jelas Yoyok.
Ketiga, menyiapkan infrastruktur pendukung seperti website jualan.
Baca juga: Kisah Sukses Siboen, Penghasilan dari Youtube Rp 150 Juta per Bulan
Website berjualan wajib ada untuk menggeluti pangsa online, terutama bagi skala menengah dan besar.
Dengan website, penjual bisa mengumpulkan para customer, memproses data setiap calon pembeli hingga memproses pengiriman dan sebagainya secara otomatis.
Keempat, memanfaatkan segala platform di internet seperti Google dan YouTube untuk belajar.
Kemudahan di era digital membuat ilmu mudah didapat dan gratis, modalnya gawai, kuota internet dan kemauan saja.
Setiap orang yang berasal dari background apa pun, bisa menjadi digital marketer di era sekarang.
Baca juga: Berdagang Cara Rasulullah dan Kisah Sukses Abdurrahman Bin Auf, Beri Hadiah Atau Lebihkan Sedikit
Karena di internet sudah banyak menyediakan berbagai tutorial hingga tips menjalankan setiap bisnis atau usaha hingga sukses.
"Asalkan mereka niat, mereka bisa jadi maker. Everybody can do it (semua orang bisa melakukannya)," pungkas pemilik omzet Rp 2,5 miliar sehari itu.
(Serambinews.com/Sara Masroni)