Kupi Beungoh

Hijrah dan Semangat Perubahan - Peringatan Bulan Muharram

Bulan Muharram bagi umat Islam dipahami sebagai bulan Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah

Editor: Syamsul Azman
For SERAMBINEWS.COM
Muhammad Syarif, S.Pd.I, MA [Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Serambi Mekkah Aceh - Pengurus DPP ISAD Aceh] 

Oleh: Muhammad Syarif, S.Pd.I, MA

Bulan Muharram bagi umat Islam dipahami sebagai bulan Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah.

Sebenarnya kejadian hijrah Rasulullah tersebut terjadi pada malam tanggal 27 Shafar dan sampai di Yastrib (Madinah) pada tanggal 12 Rabiul awal.

Pemahaman bulan Muharram sebagai bulan Hijrah Nabi karena bulan pertama dalam kalender Qamariyah yang oleh Umar bin Khattab ketika itu beliau sebagai khalifah kedua sesudah Abu Bakar, menjadikan titik awal mula kalender bagi umat Islam dengan diberi nama Tahun Hijriah.

Dalam bahasa Arab, hijrah bisa diartikan sebagai pindah atau migrasi.

Tafsiran hijrah disini diartikan sebagai awal perhitungan kalender Hijriyah, sehingga setiap tanggal 1 Muharam ditetapkan sebagi hari besar Islam.

Itulah sebabnya kota Yastrib dirubah namanya menjadi Al-Madinah yang artinya “kota” atau lebih tenar lagi disebut kota Rasulullah.

Inilah satu nilai yang sangat penting kenapa hijrah dijadikan sebagai titik awal terbitnya fajar baru peradaban umat Islam.

Hijrah akan selalu membuat perubahan, menjadi usaha dan semangat besar yang ingin merubah masyarakat yang beku menjadi manusia yang maju dan modern, sempurna dan bersemangat.

Jadi inti dari pergantian tahun baru Hijriah adalah pada soal perubahan, maka ada baiknya momen pergantian tahun ini dijadikan sebagai kesempatan untuk melakukan perubahan atau pembenahan menjadi lebih baik, dan inilah esensi penting dari peringatan tahun baru Islam (semangat perubahan).

Setidaknya dalam tulisan ini penulis ingin mengulas bahwa ada tiga pesan perubahan dalam menyambut tahun baru Hijriah, yaitu:

1) Hindari kebiasaan-kebiasaan lama yang tidak bermanfaat di tahun yang lalu untuk tidak diulangi lagi di tahun baru ini.

2) Lakukan amalan-amalan kecil secara istiqamah, dimulai sejak tahun baru ini yang nilai pahalanya luar biasa dimata Allah SWT, seperti membiasakan shalat dhuha, shalat tahajjud, suka sedekah, menyantuni anak yatim dan fakir miskin, memperkuat silaturahmi dan lain sebagainya.

3) Usahakan dengan niat yang ikhlas karena Allah agar tahun baru ini jauh lebih baik dari tahun kemarin dan membawa banyak manfaat bagi keluarga maupun masyarakat muslim lainnya.

Di sisi yang lain, berbicara tentang perkembangan Islam tentu tidak bisa lepas dari peristiwa hijrah Rasulullah dari Makkah ke Madinah.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved