Kupi Beungoh
Aceh dan Kepemimpinan Militer (IV) - Alaiddin Riayat Syah, Sang Penakluk dan Armadanya
Salahudin dimakzulkan, dan Alaiddin Riayatsyah mulai berperan sebagai raja Kerajaan Aceh Darussalam yang ketiga.
Salahudin dimakzulkan, dan Alaidin Riayatsyah mulai berperan sebagai raja Kerajaan Aceh Darussalam yang ketiga.
Apa yang dilakukan oleh Alaidin setelah ia mulai berkuasa adalah menyelesaikan pekerjaan ayahnya yang tersisa.
Ia memastikan kerajaan-kerajaan kecil Aceh dan sebagian di Sumatera Timur tetap berada dalam naungan Kerajan Aceh.
Selanjutnya ia juga mulai membuat kebijakannya sendiri yang baru, yakni memperluas Kerajaan Aceh, terutama ke daerah-daerah terdekat dan penting lainnya.
Kerajaan Aru-terletak disekitar pelabuhan Belawan dianggap oleh sejarawan sebagai Kerajaan suku Karo (Giles 1910), namun Lukman Sinar (1972) mengklaim Aru sebagai dasar kerajaan Melayu.
Sekalipun Ali Mughayatsyah, ketika hidupnya, tidak pernah mengalahkan kerajaan Aru, dalam ekspansiya ke bagian timur Sumatera, ia tidak mendapat halangan dari Kerajaan Aru.
Kini anaknya bertekad untuk melancarkan ekspansinya, menyerang dan menguasai Aru.
Baca juga: Aceh dan Kepemimpinan Militer (I) - Dari Klasik Hingga Kontemporer
Baca juga: Aceh dan Kepemimpinan Militer (II) - Ali Mughayatsyah dan Efek Pygmalion
Baca juga: Aceh dan Kepemimpinan Militer (III) - Ali Mughayatsyah dan Detente 235 tahun
Penaklukan Aru dan Pasukan Elite dari Turki
Sepeninggal Mughayatsyah, Kerajaan Aru yang kuatir dengan tumbuh dan berkembangnya kerajaan Aceh, menjalin persahabatan dengan Portugis di Melaka.
Padahal, sebelum Aceh tampil dan menyerang Portugis, Aru juga memusuhi Portugis.
Alaidin tidak butuh waktu lama untuk mengalahkan Aru, hanya dalam hitungan minggu, Alaidin berhasil mengalahkan kerajaan itu, pada tahun 1539 (Sufi 2006).
Alaidin tidak puas dengan hanya menguasai Aru.
Ia masuk ke pedalaman untuk memerangi Kerajaan Batak di Padang Lawas yang masyarakatnya mayoritas beragama Hindu.
Seperti yang ditulis oleh Reid (2011), ketika perang itu terjadi, kerajaan Padang Lawas didatangi oleh seorang bangsa Portugis yang bernama Fernao Mendes PInto yang sempat melihat dan mencatat tentang peperangan itu.
Catatan Pinto (Reid 2011) menyebutkan Alaidin melakukan upaya persuasif terhadap Raja Batak, Padang Lawas.