Citizen Reporter
Merajut Sejarah, Menyulam Masa Depan: 437 Tahun Kota Meulaboh dan Pekan Kebudayaan Aceh Barat
Peringatan HUT ke-437 Kota Meulaboh dan Pekan Kebudayaan Aceh Barat menjadi cermin bahwa kemajuan sejati tidak berarti meninggalkan akar
Dr. Rahmad Syah Putra, M.Pd., M.Ag, Akademisi, Ketua TACB Aceh Barat & Sekretaris SDGs Center UIN Ar-Raniry melaporkan dari Kota Meulaboh, Aceh Barat
***
Di ujung barat Pulau Sumatra, di tepi samudra yang bergelombang, berdiri sebuah kota yang menyimpan kisah panjang tentang perjuangan, budaya, dan keteguhan hati.
Kota itu bernama Meulaboh, ibu kota Kabupaten Aceh Barat.
Tahun ini, Meulaboh genap berusia 437 tahun, sebuah usia yang tidak sekadar angka, tetapi cermin dari perjalanan panjang sebuah peradaban yang terus tumbuh, menyesuaikan diri, dan bertahan di tengah perubahan zaman.
Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Meulaboh ke-437 bukan hanya perayaan seremonial tahunan.
Lebih dari itu, ia menjadi momentum untuk menengok masa lalu, mempertegas jati diri hari ini, dan menatap masa depan dengan penuh harapan.
Dalam semangat tersebut, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat menggelar Pekan Kebudayaan Aceh Barat (PKAB), sebuah ajang yang memadukan pesona budaya, seni tradisi, dan semangat kebersamaan masyarakat.
Kedua kegiatan besar ini, HUT dan PKAB, berpadu menjadi simbol kebangkitan nilai-nilai lokal bahwa kemajuan hanya akan bermakna jika berakar pada sejarah, identitas, dan kearifan masyarakatnya sendiri.
Kegiatan ini menjadi cerminan dari visi besar kepemimpinan Bupati Aceh Barat, Tarmizi, dan Wakil Bupati, Said Fadheil yaitu “Terwujudnya Aceh Barat sebagai kabupaten maju melalui pembangunan berkelanjutan yang berpijak pada nilai-nilai syariat Islam.”
Visi itu bukan sekadar slogan pembangunan, melainkan suatu pijakan moral dan spiritual dalam setiap langkah perubahan.
Misi yang diemban keduanya menegaskan pentingnya memperkuat tata kelola pemerintahan yang bersih, meningkatkan kesejahteraan rakyat, mengembangkan ekonomi lokal, serta menumbuhkan sumber daya manusia yang unggul dan berkarakter Islami.
Baca juga: Wakil Gubernur Aceh Buka HUT Ke-437 Kota Meulaboh dan Pekan Kebudayaan Aceh Barat
Dalam kerangka itulah kebudayaan ditempatkan sebagai modal sosial dan spiritual.
Kebudayaan bukan peninggalan masa lalu semata, tetapi sumber energi moral untuk menata masa depan.
Sebab, masyarakat yang berbudaya adalah masyarakat yang berakar kuat, yang tak mudah goyah di tengah gelombang zaman.
Kota Meulaboh
Pekan Kebudayaan Aceh Barat
Sejarah
Citizen Reporter
Serambi Indonesia
Aceh
Serambinews
Menyelami Keindahan Arsitektur dan Spiritual di Masjid Kristal Kuala Terengganu Malaysia |
![]() |
---|
Merevitalisasi Fungsi Masjid sebagai Rumah Edukasi Anak |
![]() |
---|
Aplikasi 'Too Good To Go' Upaya Belgia Kurangi Limbah Makanan |
![]() |
---|
Kisah Sungai yang Jadi Nadi Kehidupan di Kuala Lumpur |
![]() |
---|
Mengelola Kehidupan Melalui Kematian: Studi Lapangan Manajemen Budaya di Londa, Toraja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.