Berita Banda Aceh
Pupuk Subsidi di Aceh Masih Tersedia, Ini Harganya, Permintaan Pupuk Non-Subsidi Rendah
Hal ini setidaknya disampaikan pedagang pupuk subsidi dan nonsubsisidi di Pasar Lambaro, Aceh Besar, Ibnu
Penulis: Herianto | Editor: Mursal Ismail
Pedagang pupuk nonsubsidi lainnya, Mahdi mengatakan, daya beli pupuk nonsubsidi jenis urea dan NPK, pada musim tanam padi gadu tahun ini sangat rendah.
Pada minggu pertama Agustus ini, sudah masuk tahapan pemupukan bagi tanaman padi yang sudah ditanam dua minggu. Tapi permintaan pupuk urea dan NPK non subsidi masih sedikit.
Menurut Mahdi, ada beberapa hal yang menjadi faktor rendahnya permintaan pupuk nonsubsidi pada musim tanam gadu tahun 2022.
Pertama target luas areal tanam padi pada musim tanam gadu, berkurang sekitar 50 – 60 persen dari target tanam padi rendeng.
Hal ini disebabkan, sehubungan dengan volume air yang tersedia pada saluran irigasi sudah berkurang.
Baca juga: PT Pupuk Indonesia Gelar Rakor & Pembinaan Kios Pupuk Subsidi, Ingatkan Pentingnya Administrasi
Jangkauannya tidak lagi sampai ke ujung suluran pembagi, karena debit airnya pada musim tanam padi gadu sudah menurun setengah lebih dari kondisi normalnya pada saat tanam padi rendeng.
Kalau pada musim tanam padi rendeng, menurut penjelasan, penjaga pintu air irigasi kepada kami, kata Ibnu, debit air di saluran bendungan irigasi mencapai sebesar 6 – 7 meter kubit/detik.
Pada musim tanama padi gadu ini, turun menjadi 40 persen, dari kondisi normal pada musim tanam rendeng menjadi 2,8 meter kubik/detik.
“Karena tekanan dan volume air yang tersedia di saluran induk irigasi telah menurun, otomatis luas areal sawah yang bisa dijangkau air irigasi jadi terbatas,”ujar Ibnu.
Faktor kedua, ungkap Mahdi dan Ibnu, harga pupuk nonsubsidi dari berbagai jenis saat ini sudah melambung tinggi.
Pupuk urea non subsidi harganya sudah mencapai Rp 580.000/sak, empat kali di atas harga pupuk urea subsidi yang hanya Rp 112.500/sak .
Begitu juga dengan pupuk NPK non subsidi lebih mahal lagi mencapai Rp 830.000/sak (50 Kg). TSP non subsidi Rp 900.000/sak (50 Kg) dan KCL non subsidi Rp 989.000/sak (50 Kg).
Yang membeli pupuk nonsubsidi saat ini, kata Mahdi, pada umumnya pemilik kebun kelapa sawit dan lainnya.
Pada saat harga TBS sawit di atas Rp 2.000/Kg, pada bulan Januari – April 2022 lalu, permintaan pupuk nonsubsidi jenis urea, NPK dan lainnya, dari pekebun kelapa sawit sangat tinggi.
Setelah harga TBS sawit pada bulan Juni dan Juli lalu, turun menjadi Rp 800 – Rp 1.200/Kg, permintaan pupuk non subsidi dari kalangan pekebun kelapa sawit sudah menurun.