Breaking News

Kupi Beungoh

Otsus Berkurang, Investasi Tak Kunjung Datang, Aceh Sedang Sekarat? (Mengetuk Hati Para Pengusaha)

Beredar kabar, Ismail dan beberapa pengusaha lokal dan nasional asal Aceh, akan membentuk sebuah lembaga perniagaan Aceh,

Editor: Zaenal
Kolase Serambinews.com
Safaruddin SH (Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh) dan Asrizal H Asnawi (Anggota DPR Aceh). 

Hal ini dapat kita lihat ketika Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengucapkan selamat atas pelaksanaan Musda KUPI melalui video singkatnya.

Ini menunjukkan eksistensi KUPI menjadi penting bagi Pemerintah DKI Jakarta.

Pun dulu di Sumatera Utara kita para Pengusaha Aceh pernah berjaya membangkitkan ekonomi di Sumut melalui Aceh Sepakat dan Aceh Kongsi yang sampai sekarang masih eksis.

Pertanyaannya, mengapa para pengusaha Aceh enggan membangun kampung halamannya?

Apakah semangat keAcehannya sudah luntur?

Tentu saja tidak, karena isme Acehlah yang menjadi pengikatnya, hanya saja Pemerintah tidak melihat potensi sumberdaya dari orang Aceh yang menjadi Pengusaha di luar Aceh.

Baca juga: VIDEO - Ismail Rasyid, Putra Aceh Pemilik 7 Perusahaan Swasta Nasional

Baca juga: Kisah Diaspora Aceh – Muslim Armas, Perekat Perantau Pidie dan Pemilik 8 Perusahaan Level Nasional

Baca juga: Muslim Armas Kembali Pimpin KUPI, Wadah Perekat Perantau Pidie, Ini Catatan Kecil dari Idrus

Wacana Kaukus Pengusaha Aceh

Pengusaha di Aceh dan Orang Aceh yang jadi pengusaha di luar Aceh sepertinya perlu melakukan kalaborasi untuk membantu daerah Aceh agar tidak tertinggal dari daerah lain.

Dengan status Istimewa dan Otonomi Khusus yang diberikan dalam UU No 11 tahun 2006 (UUPA), dengan banyak keleluasan regulasi yang diberikan dalam UUPA, perlu dilihat menjadi peluang.

Melihat peran penting dan kesuksesan Aceh Sepakat dan Aceh Kongsi di Medan, serta yang terbaru KUPI di Jakarta, saya pikir para pengusaha di Aceh juga bisa membentuk lembaga serupa di Aceh.

Para pengusaha yang enggan bergabung dengan Kadin Aceh, dengan segala argumen mereka, dapat menggagas jaringan pengusaha lain, untuk melakukan ekspansi usahanya dengan jaringannya masing-masing.

Kolaborasi para pengusaha di Aceh dan luar Aceh merupakan potensi yang besar untuk mengeliminir rangking Aceh dari termiskin di Sumatera.

Jika potensi dan kalaborasi itu dimaksimalkan, maka Pemerintah Aceh tidak perlu menghabiskan banyak anggaran untuk membiayai lembaga yang belum terbukti berkontribusi untuk pembangunan Aceh.

Bahkan, ujung-ujungnya hanya mengabiskan anggaran daerah, seperti terjadi selama ini.

Sebuah kaukus yang berisi para pengusaha murni (bukan kontraktor yang menunggu proyek pemerintah), mungkin akan menyelamatkan Aceh dari jurang kemiskinan.

Biasanya, para pengusaha level nasional dan internasional ini, hanya butuh sedikit bantuan regulasi dari pemerintah, bukan berharap proyek dan menunggu cairnya uang muka (DP) untuk bekerja.

Ada bocoran, setelah tak gagal dalam suksesi Kadin Aceh beberapa waktu lalu, Ismail Rasyid tampaknya belum menyerah untuk mempercepat investasinya di Aceh.

Baca juga: Terima Hasil Musprov Kadin, Ismail Rasyid Tegaskan Ingin Terus Berkontribusi untuk Aceh

Kehadiran Ismail Rasyid dalam pertemuan Komisi VI DPR RI dengan para pejabat Kementerian BUMN, pejabat Kementerian Koperasi dan UKM, serta para direktur utama perusahaan migas dan energi, di Hotel Hermes Palace Banda Aceh, Senin – Selasa (8-9/8/2022) adalah buktinya.

Ini menjadi bukti bahwa Ismail Rasyid memiliki jaringan yang sangat kuat dengan para pengambil kebijakan di tingkat pusat.

Baca juga: Anggota Komisi VI DPR RI Tiba di Aceh Disambut CEO Trans Continent, Ini Agenda Pertemuan Hari Ini

Lalu beredar kabar, Ismail dan beberapa pengusaha lokal dan nasional asal Aceh, akan membentuk sebuah lembaga perniagaan Aceh, untuk mempercepat proses perniagaan, perdagangan, dan kegiatan ekspor impor di Aceh.

Jika kabar ini benar adanya, maka tentu ini harus mendapat dukungan dari kita semua, terutama dari jajaran pemerintahan di Aceh.

Karena, seperti Aceh Sepakat, Aceh Kongsi, dan KUPI, para pengusaha ini tidak minta modal kerja atau DP kepada pemerintah, tapi hanya butuh dukungan regulasi dan birokrasi yang tidak berbelit.

Mencermati cara kerja Pejabat Gubernur Ahmad Marzuki saat ini, kami sangat yakin, harapan ini akan terwujud sesegera mungkin.

Semoga dukungan pemerintah daerah kepada para pengusaha murni ini dapat mengoptimalkan potensi Aceh yang berada di jalur strategis perdagangan internasional.

Semoga kolaborasi dengan para pengusaha Aceh di Aceh maupun di luar Aceh, akan mengembalikan ekspansi kekuatan para pengusaha Aceh seperti masa lalu. Aamiin ya Rabbal Alamin.

*) PENULIS Safaruddin SH adalah Direktur Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) dan Asrizal H Asnawi adalah Anggota DPR Aceh dari Fraksi PAN.

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Baca Artikel Kupi Beungoh Lainnya di SINI

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved