Internasional
Kebakaran Hutan Meluas di Uni Eropa, Ikan Mati Keracunan di Jerman dan Polandia
Kebakaran hebat terus meluas di Prancis yang menghanguskan sebagian besar hutan pinus.
SERAMBINEWS.COM, PARIS - Kebakaran hebat terus meluas di Prancis yang menghanguskan sebagian besar hutan pinus.
Sebaliknya, di Jerman dan Polandia terjadi kematian ikan akibat kepanasan atau keracunan di sungai yang mengalir di antara negara mereka
Dilansir AFP, Kamis (11/8/2022), Eropa menderita di bawah gelombang panas dan kekeringan yang parah.
Kondisi itu telah membuat petani dalam kondisi tragis akibat ekosistem yang sudah berada di bawah ancaman perubahan iklim dan polusi.
Kekeringan menyebabkan hilangnya produk pertanian dan makanan lainnya pada saat kekurangan pasokan dan perang Rusia melawan Ukraina telah menyebabkan inflasi melonjak.
Di Prancis, yang mengalami kekeringan terburuk dalam catatan, api berkobar melumat hutan pinus sepanjang malam dan menerangi langit dengan cahaya oranye yang intens di wilayah Gironde.
Baca juga: Kebakaran Hutan Kepung Prancis dan Spanyol saat Gelombang Panas Landa Eropa
Sebelumnya telah dihancurkan oleh api bulan lalu, dan di Landes yang berdekatan.
Lebih dari 68 kilometer persegi telah terbakar sejak Selasa (10/8/2022).
Kebakaran hutan Prancis telah memaksa evakuasi sekitar 10.000 orang dan menghancurkan setidaknya 16 rumah.
Prancis minggu ini berada dalam gelombang panas keempat tahun ini.
Negeri mode ini menghadapi apa yang digambarkan pemerintah sebagai rekor kekeringan terburuk.
Suhu diperkirakan mencapai 40 derajat Celcisu pada Kamis (11/8/2022).
Di sepanjang Sungai Oder, yang mengalir dari Ceko ke utara ke Laut Baltik, para sukarelawan mengumpulkan ikan mati yang terdampar di Polandia dan Jerman.

Baca juga: Petugas Pemadam Kebakaran Maroko Masih Berjibaku Padamkan Kebakaran Hutan
Piotr Nieznanski, Direktur Kebijakan Konservasi di WWF Polandia, mengatakan tampaknya bahan kimia beracun dilepaskan ke dalam air oleh industri.
Ditambah, tingkat air yang rendah yang disebabkan oleh kekeringan telah membuat kondisi jauh lebih berbahaya bagi ikan.