Jurnalisme Warga
Sensasi Rasa Martabak Durian Samudera Pase
Durian, buah yang memiliki aroma khas dan daging yang empuk, sangat diminati oleh kalangan muda dan tua. Julukan si “Raja Buah”

Karena suasa saat itu penuh dengan pelanggan, membuat saya terasa sesak napas dan terpaksa ke luar untuk menghirup udara segar, kemudian kembali dan menikmati aneka sajian yang telah kami pesan.
Banyaknya jumlah pelanggan dipengaruhi oleh hari libur, terutama pada saat Idulfitri, Iduladha, dan masa liburan sekolah. Para pengendara yang melintas banyak memilih rehat di sini sambil menikmati aneka sajian durian.
Keberadaan warung ini selain mengembangkan dan melanjutkan usaha yang telah dirintis oleh orang tua, pemilik juga turut memberikan kesempatan kepada masyarakat sekitar untuk menjadi karyawan.
Hal ini turut membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitarnya.
Untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman di era 4.0, maka sistem penjualan saat ini telah dikembangkan tidak hanya membeli langsung di tempat, tetapi juga telah dipasarkan secara digital dengan memesan via telepon/WA kemudian pembayarannya ditransfer, biaya pengiriman tergantung dari jarak lokasi pelanggan.
Untuk memenuhi permintaan pelanggan, owner usaha ini telah mengepakkan sayapnya dengan membuka beberapa cabang, di antaranya tahun 2019 di Ulee Lheue, Banda Aceh, tahun 2021 di Bireuen, tepatnya jalan terminal lama, dan di Krueng Geukeuh, Aceh Utara, pada awal Februari 2022.
Durian sebagai bahan utama yang digunakan setiap hari tersedia.
Ini berkat kerja sama yang baik dengan pihak pemasok, bukan hanya dari lokal, tetapi juga dari luar Aceh, seperti Sumatera Utara dan Riau.
Ketika musim hujan biasanya musim durian pun tiba, maka daerah-daerah yang banyak menghasilkan buah durian dibanjiri oleh kunjungan pencinta durian.
Meski harganya mahal buah dengan aroma khas ini tetap jadi incaran para pencintanya.
Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara, salah satu penghasil durian terbesar di Aceh, bahkan gapura untuk masuk ke kecamatan ini memakai lambang durian berukuran besar.
Kampungnya juga disebut dengan kampung durian, tapi bukanlah durian yang sebenarnya, melainkan singkatan kata yang punya makna tersendiri.
Ada yang seru ketika musim durian tiba. Saya jadi ingat kisah di masa kecil dulu, saat saya ikut dalam kegiatan menunggu durian runtuh di kampung tempat kelahiran saya.
Walapun pohonnya tak terlalu banyak, tetapi duren dapat dinikmati oleh keluarga kecil kami, bahkan ada juga yang dibagikan kepada tetangga.
Durian yang jatuh dari pohon, kata nenek, pertanda sudah matang dan siap untuk disantap.