Kasus Pembunuhan Brigadir J
Ditanya Kenapa Jari Putus, Ini Jawaban Dokter Forensik dari Hasil Autopsi Ulang Brigadir J
Ketua tim dokter forensik gabungan Ade Firmansyah Sugiharto memberikan pernyataan hasil autopsi ulang Brigadir J, termasuk soal jari Yosua yang putus.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Taufik Hidayat
Hasil Autopsi Ulang Brigadir J
• Tak Ada Kekerasan Selain Senjata Api
Dari hasil autopsi ulang Brigadir J, dokter forensik tidak menemukannya adanya kekerasan lain selain kekerasan senjata api.
Hal ini mematahkan dugaan sementara bahwa Yosua sempat disiksa atau dianiaya sebelum ditembak.
"Tidak ada luka-luka pada tubuhnya selain luka-luka akibat kekerasan senjata api (tembakan)," ungkap Dokter Ade.
Ketua tim dokter forensik gabungan itu menyampaikan, selama kurang dari empat pekan menganalisis sampel autopsi, pihaknya bekerja dengan leluasa tanpa ada tekanan dari pihak mana pun.
Baca juga: 35 Anggota Polri Terlilit Skenario Ferdy Sambo, Sedang Direkomendasikan Timsus ke Tempat Khusus
• Luka Masih Jelas
Berdasarkan penjelasan Dokter Ade, tim serta penasehat autopsi ulang Yosua memberikan petunjuk bahwa gambaran luka-luka yang ditemukan pada tubuh korban masih sangat jelas.
"Setelah kita review dari tubuh, baik saat pemeriksaan, foto serta gambaran mikroskopik, kita meyakini bahwa luka-luka tembak itu masih jelas sekali, bisa kita identifikasi," katanya.
Sementara mengenai perbandingan dengan hasil autopsi pertama, pihaknya enggan berkomentar.
Hal itu akan dibuka serta dilihat saat sidang di pengadilan nantinya.
"Outopsi kedua tentu ada plus minusnya, gambaran luka pun pasti lebih baik di autopsi pertama (dulu)," ungkap Dokter Ade.
• 5 Luka Tembak Masuk dan 4 Luka Tembak Keluar
Ketua tim dokter forensik gabungan menyampaikan ada lima luka tembak yang masuk, empat keluar dan satu bersarang dalam tubuh Yosua dari total lima tembakan.
Luka tembak yang bersarang tersebut terletak di dekat tulang belakang Brigadir J.