Berita Aceh Tengah
Jalan Terjal Kelas Jauh di Aceh Tengah
Selama dua hari berturut-turut, sejak Jumat, pegawai Dinas Pendidikan Aceh berkunjung ke dua desa terpencil di Aceh Tengah itu
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Muhammad Hadi
Dengan demikian, guru-guru yang mengajar di SMA jarak jauh itu juga dibantu dari asrama kompi yang berjarak beberapa kilometer dari balai desa itu.
Tawaran ini disampaikan langsung kepada komandan kompi tersebut, Kapten Inf Raswan. Dia menyanggupi. Raswan juga menyatakan siap membantu pembangunan SMA pertama di Pameu.
Semangat untuk memiliki SMA yang representatif di daerah itu tergambar jelas saat warga menghibahkan tanah seluas satu hektare kepada Pemerintah Aceh.
Mereka berharap di atas lahan ini Dinas Pendidikan Aceh dapat mendirikan sekolah untuk pendidikan anak-anak mereka.
Semangat yang sama juga ditunjukkan oleh warga di Jamat. Masyarakat di tempat kelahiran pejuang pada masa penjajahan Belanda itu, Aman Nyerang, berharap Pemerintah Aceh segera mendirikan bangunan SMA di kawasan itu.
Alhudri memahami benar permintaan warga. Dia menyatakan tekad untuk mendekatkan sekolah ke rumah siswa.
Baca juga: Mahasiswa UNIKI Bireuen Bantu Pemasaran Tudung Saji Hasil Kerajinan Warga Desa
Dengan demikian, anak-anak dapat terus mendapatkan pendidikan, sesuai jenjang, dan tetap bersama orang tua mereka setelah jam pelajaran berakhir.
Alhudri meyakinkan warga yang hadir pada dua pertemuan terpisah itu untuk tidak buru-buru membangun sekolah. Alhudri mengatakan membangun sekolah itu adalah urusan mudah.
Namun, memastikan sekolah-sekolah itu berfungsi dengan baik, adalah persoalan kompleks. Ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan untuk mendirikan sekolah dan memastikan uang Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) dimanfaatkan sebaik-baiknya.
“Di Sikundo (Aceh Barat) terdapat bangunan SD. Bagus, lengkap dengan sejumlah fasilitas. Namun, sekolah itu akhirnya terbengkalai karena tidak ada siswa," ungkap Alhudri.
Mantan kepala Dinas Sosial Aceh ini mengatakan pendidikan adalah hak semua anak. Anak-anak Aceh tidak kalah cerdas daripada anak-anak di daerah lain.
Baca juga: Rekonstruksi Pembunuhan Brigadir J Selasa 30 Agustus, 5 Tersangka Dihadirkan di TKP Duren Tiga
Tugas para pendidik saat ini adalah memastikan kesempatan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu dapat dijangkau oleh anak-anak usia sekolah. Sehingga, mereka bisa meraih masa depan, seperti yang mereka damba-dambakan.
Alhudri juga hakulyakin sekolah adalah tiket bagi anak-anak di kampung itu untuk mengenyam pengalaman lebih baik.
Seperti di banyak daerah terpencil, fenomena kawin muda marak, karena selepas SMP, anak-anak tidak lagi melanjutkan pendidikan; tidak ada SMA di daerah mereka.
"Masa depan bangsa ini tergantung pada anak-anak hari ini. Baik atau buruk mereka ditentukan oleh pendidikan yang mereka kenyam," imbuh Alhudri.
"Pendidikan adalah kunci masa depan. Perlu kehati-hatian agar semua sumber daya tidak sia-sia," tambahnya mengingatkan. (*)
Baca juga: Bersama Kementan RI, Pemko Sabang dan Forkopimda Komit Jaga Ketahanan Pangan