Salam

Ancaman Alam Masih Berlanjut

HUJAN deras disertai angin kencang dalam beberapa hari terakhir telah mengakibatkan banjir serta tanah longsor di berbagai wilayah Aceh dan memaksa

Editor: bakri
Ancaman Alam Masih Berlanjut - kondisi-jalan-nasional-yang-tertutup-material-longsor-di-aceh-jaya.jpg
Foto: Group Emergency Aceh Jaya
Kondisi jalan nasional yang tertutup material longsor di Aceh Jaya, Kamis (1/9/2022).
Ancaman Alam Masih Berlanjut - hujan-98u.jpg
SERAMBINEWS/Dok. BPBD Aceh Besar.
Warga melintas dijalan yang sudah tergenang banjir luapan sungai di kawasan Kecamatan Lhoong, Aceh Besar, Kamis (1/9/2022).
Ancaman Alam Masih Berlanjut - jalan-nasional-di-kabupaten-aceh-jaya-tepatnya-di-lamno-banjir.jpg
For Serambinews.com
Jalan nasional di Kabupaten Aceh Jaya tepatnya di Lamno, Kecamatan Jaya tergenang banjir, Kamis (1/9/2022).
Ancaman Alam Masih Berlanjut - Banjir-di-Jaya-1-September.jpg
Group Emergency Aceh Jaya
Banjir menggenangi sejumlah desa di Kecamatan Jaya, Aceh Jaya, Kamis (1/9/2022)

HUJAN deras disertai angin kencang dalam beberapa hari terakhir telah mengakibatkan banjir serta tanah longsor di berbagai wilayah Aceh dan memaksa sebagian warga mengungsi dari rumahnya.

Arus lalintas di jalan nasional juga sempat terganggu genangan air, longsoran tanah, dan pohon tumbang.

Di Aceh Jaya, banjir bukan hanya menggenangi pemukiman penduduk, tapi air setinggi 50 cm juga menutup badan jalan nasional di Lamno, Kecamatan Jaya.

Genangan air di badan jalan nasional itu menyebabkan lalu lintas di kawasan itu terganggu.

Sedangkan di kawasan Kecamatan Indra Jaya, longsoran tanah menutupi badan jalan yang juga sempat memacetkan arus lalu lintas.

Air yang menggenangi pemukiman penduduk di sana mencapai satu meter lebih, sehingga ada kepala desa yang minta dikirimi boat untuk mengungsikan warganya.

“Pak Keuchik Sapek berharap ada satu boat karet untuk evakuasi membawa warganya keluar,” kata Kapolres Aceh Jaya AKBP Yudi Wiyono.

Di Kabupaten Aceh Selatan, selain rumah penduduk tergenang banjir, juga ada rumah yang ambruk diterjang air.

Lalu, ada pula jalan nasonal di kawasan itu yang tertutup pohon tumbang.

Bersamaan dengan itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Sultan Iskandar Muda Blang Bintang, mengingatkan bahwa saat ini Aceh mulai memasuki musim hujan.

Baca juga: Delapan Desa di Aceh Besar Terendam Banjir dan Longsor, 41 Rumah Tergenang

Baca juga: Banjir dan Longsor Landa Aceh, Warga Sapek Minta Dievakuasi

Hujan sedang hingga lebat akan sering terjadi di hampir seluruh wilayah Aceh.

Potensi hujan sedang hingga lebat itu meliputi Aceh Tamiang, Aceh Utara, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Tengah, Aceh Barat, Aceh Selatan, Singkil, dan Subulussalam.

Sembilan daerah tersebut selain berpotensi besar terjadi hujan lebat hingga sedang, juga agar lebih waspada akan potensi banjir dan tanah longsor.

Tanah longsor juga berpotensi terjadi di area Aceh Tenggara.

Kemudian, untuk Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Sabang, dan Aceh Jaya berpotensi terjadi hujan ringan hingga sedang.

Masyarakat diminta mewaspadai potensi banjir, tanah longsor, angin kencang, dan gelombang laut tinggi di hampir seluruh wilayah Aceh.

Dalam kondisi seperti sekarang ini, kemampuan pemerintah memitigasi bencana terus diuji.

Baca juga: Aceh Masih Berpotensi Banjir dan Angin Kencang

Kelemahan-kelemahan sebelumnya yang pernah terlihat dalam mengatasi bencana, tentu tidak boleh terulang lagi.

Aktivasi sistem atau mekanisme peringatan dini bencana kepada masyarakat merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah agar masyarakat dapat bersiap-siap menghadapi kemungkinan bencana alam di wilayah mereka.

Setiap kali musim banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang, selalu saja ada yang jatih korban karena ketidaksiapannya atas perubahan cuaca.

Dan, ketidaktahuan masyarakat itu dinilai sebagai bagian dari kelalaian pemerintah dalam hal memitigasi bencana.

Secara nasional, seorang pengamat pernah menulis, pemerintah sering seperti kurang peduli pada keselamatan penduduk yang menjadi tanggung jawabnya.

Bahkan, yang sering terjadi pasca musibah adalah saling lempar tanggung jawab.

Katanya, ketiadaan prosedur operasi standar dalam kondisi bencana menguatkan alasan untuk itu.

Belum lagi masalah klasik kekurangan anggaran sehingga membuat perangkat sistem peringatan dini tidak dipelihara dengan baik.

Semua masalah tersebut menunjukkan ketidakseriusan pemerintah dari tingkat pusat hingga daerah dalam memitigasi bencana.

Namun, demikian kita berharap di Aceh keadaannya lebih baik dari kondisi secara nasional.

Sebab, sebagai daerah yang berpengalaman kena hantaman bencana mahadahsyat gempa dan tsunami, tentu masyarakat dan pemerintah di sini harus lebih peduli terhadap potensi bencana.

Nah?!

Baca juga: Empat Kecamatan di Aceh Selatan Dilanda Banjir dan Longsor

Baca juga: Badan Jalan Nasional di Aceh Jaya Tergenang Banjir, Pelintas Diminta untuk Waspada

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Pejabat Tanpa Visi, Rakyat yang Rugi

 

Pasar Murah, Solusi Sementara

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved