Berita Jakarta
Ongkos Angkutan Bakal Naik, Nugroho Suryo Bintoro: Berdampak Pada Pertumbuhan Ekonomi
Ongkos transportasi umum akan naik usai Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengerek harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite
Kedua, BLT untuk pekerja bergaji di bawah Rp 3,5 juta per bulan sebesar Rp 600 ribu.
Ketiga, pemerintah memberikan subsidi menggunakan 2 persen dari dana transfer umum, yaitu DAU dan DBH sebesar Rp 2,17 triliun untuk transportasi umum, seperti ojek.
Ekonomi Universitas Brawijaya Malam, Nugroho Suryo Bintoro, meminta pemerintah mewaspadai dampak penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terhadap pertumbuhan ekonomi.
Karena saat ini Indonesia masih berada pada masa pemulihan akibat dampak pandemi Covid-19.
Baca juga: Ongkos Angkutan Darat Turun 4 %
Baca juga: Ongkos Angkutan Harus Normal Lagi
Dikatakan, salah satu hal yang perlu diantisipasi dari kenaikan harga BBM adalah target pertumbuhan ekonomi, karena kebijakan ini bisa menghambat konsumsi masyarakat.
"Untuk masalah yang harus diantisipasi adalah terkait target pertumbuhan ekonomi, karena besar kemungkinan akan menjadi ancaman.
Saat ini, kita masih dalam kondisi pemulihan (akibat Covid-19)," kata Nugroho.
Dijelaskan, pengguna BBM subsidi jenis Pertalite, Solar dan non-subsidi Pertamax, saat ini mayoritas merupakan masyarakat kelas menengah dan juga masyarakat menengah ke bawah.
"Masyarakat ekonomi kelas menengah yang menahan konsumsi itu yang perlu diwaspadai.
Karena ini bukan lagi konsumsi makanan, tapi kita bicara sektor sekunder dan tersier yang memiliki banyak nilai tambah," katanya. (cnnindonesia/antaranews.com)
Baca juga: Ongkos Angkutan Darat Turun 5 %
Baca juga: Oraganda: Ongkos Angkutan Harus Turun