Opini
Membenahi Kembali Banda Aceh
Kota yang porak-poranda diterpa tsunami ini mampu bangkit dan berbenah melaksanakan pembangunan
Tidak heran kemudian apabila Banda Aceh menerima anugerah Adipura berkat kebersihan kota yang dijaga dan dirawat dengan baik.
Apabila kita melihat pembangunan manusia di kota Banda Aceh sejak masa rehab- rekon, Banda Aceh menunjukkan angka statistik yang paling baik di seluruh Kabupaten/Kota di Aceh.
Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Banda Aceh di tahun 2017 berada pada angka 83.95 dan di tahun 2021 berada di angka 85.71.
Angka ini jauh di atas angka IPM rata-rata Provinsi Aceh yang berada pada angka 72.18.
Bahkan di atas IPM nasional yang berada pada angka 72.29.
Baca juga: Nikmatnya Kelapa Hijau Bakar Dek Pan Kutaraja
Indeks Pembangunan Manusia diukur dengan melihat beberapa indikator yang menunjukkan fakta bahwa sejak peristiwa tsunami hingga sekarang, warga Banda Aceh telah berada pada tingkat kualitas kehidupan yang baik melalui pembangunan yang berkelanjutan.
Ketika saya menjabat sebagai Ketua DPRK Banda Aceh periode 2014-2019, kami di DPRK mampu mendesak Pemerintah Kota Banda Aceh untuk menggenjot Pendapatan Asli Daerah dari angka 90 miliar hingga menjadi 287,3 miliar.
PAD Kota Banda Aceh mampu bertambah sekitar 300 persen.
Banda Aceh hari ini Tapi entah mengapa Kota Banda Aceh hari ini bermasalah dalam pengelolaan anggaran.
Pemerintah Kota tidak bisa membelanjakan anggaran dengan baik hingga mengalami defisit anggaran.
Dampaknya adalah gaji sejumlah pegawai honorer tidak mampu dibayar.
Ini adalah masalah besar bagi Kota Banda Aceh.
Dengan kegiatan ekonomi yang makin tumbuh, harusnya Pemko mampu menggenjot PAD.
Seharusnya juga Pemko mampu mengelola anggaran dengan bijak dengan prinsip efisiensi dan efektivitas.
Sehingga masalah seperti defisit anggaran tidak sepatutnya terjadi.
Baca juga: Trans Kutaraja Setop Operasi Selama Pandemi, Gaji Sopir dan Kondektur Tetap Dibayar, Ini Besarannya