Berita Banda Aceh

7 Mahasiswa Diamankan, Tiga Polisi Luka, Demo Lanjutan Tolak Kenaikan Harga BBM Ricuh

Aksi lanjutan menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh

Editor: bakri
SERAMBI/HENDRI
Polisi berpakaian preman berusaha mengamankan mahasis-wa UIN Ar-Raniry dalam aksi demo menolak kenaikan harga BBM di depan Gedung DPRA yang berakhir ricuh pada Rabu (7/9/2022) siang. 

* Mobil Petugas dan Papan Bunga Dibakar, Aparat Tembakkan Gas Air Mata

BANDA ACEH - Aksi lanjutan menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh di halaman Gedung DPRA pada Rabu (7/9/2022), berakhir ricuh.

Dalam unjuk rasa tersebut, demonstran terlibat bentrokan dengan aparat keamanan.

Akibatnya, tujuh mahasiswa diamankan petugas dan tiga polisi luka-luka terkena lemparan batu oleh massa yang jumlahnya ribuan orang.

Mahasiswa juga merusak dan membakar sejumlah fasilitas yang ada di Jalan Tgk HM Daud Beureueh tepatnya depan Gedung DPRA.

Papan bunga yang dipajang di trotoar dan median jalan kawasan ikut dirusak dan dibakar pendemo.

Dua mobil polisi milik Kabag Ops dan Kabag Samapta Polresta Banda Aceh serta pagar pembatas gedung dewan itu juga tak luput dari sasaran amukan pengunjuk rasa.

Amatan Serambi, mahasiswa sudah berkumpul di jalan depan Gedung DPRA sekitar pukul 13.00 WIB atau tepatnya saat saat Zuhur berkumandang.

Pendemo memadati Jalan Daud Beureueh mulai dari depan Gedung DPRA hingga ke depan Gedung Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh.

Seusai azan Zuhur berkumandang, massa kemudian bergerak ke arah pintu gerbang Gedung DPRA.

Baca juga: PWI, AJI, dan Pemred Serambi Sesalkan Perusakan Hp Wartawan Peliput Demo

Baca juga: Demo di DPRA Berakhir Ricuh, Tiga Polisi Terluka dan Sejumlah Mahasiswa Diamankan

Di sana, aparat keamanan yang memakai rompi lengkap sudah membuat barisan tepat di halaman gedung.

Saat itu, polisi mengumumkan bahwa massa tak dibolehkan masuk ke dalam Gedung.

Petugas memberi kesempatan kepada 10 orang perwakilan mahasiswa untuk melakukan audiensi dengan anggota DPRA.

Sebab, pada Senin (5/9/2022), massa dari UIN Ar-Raniry juga sudah melakukan aksi yang sama dan sempat menduduki ruang paripurna DPRA hingga dini hari sekitar pukul 02.00 WIB.

Usai mendengar pengumuman itu, pengunjuk rasa kemudian memaksakan diri masuk ke halaman Gedung DPRA dengan cara menggoyang pintu pagar Gedung tersebut.

Demonstran tak menerima jika hanya 10 orang perwakilan mereka yang bisa masuk ke dalam gedung untuk beraudiensi dengan anggota dewa.

Aksi dobrak pintu pagar oleh pengunjuk rasa direspons dengan tindakan tegas oleh pihak kepolisian.

Untuk menghalau massa yang coba mendobrak pintu untuk masuk ke gedung dewan, aparat menyemprotkan air menggunakan mobil water cannon dan menembakkan gas air mata ke arah mahasiswa.

Akibatnya, kerumunan demonstran yang berada tepat di depan pintu gerbang Gedung DPRA mulai menyebar.

Para pendemo coba menyelamatkan diri dari tembakan gas air mata dan water cannon.

Massa berlarian ke sana ke mari.

Baca juga: Tolak Kenaikan Harga BBM Subsidi, Fraksi PKS DPRK Banda Aceh Bentangkan Poster Saat Rapat Paripurna

Meski demikian, ada beberapa orang dari mereka yang matanya perih akibat terkena gas air mata.

Bahkan, beberapa mahasiswi yang ikut dalam aksi itu sempat pingsan.

Melihat temannya ada yang terluka, sejumlah demonstran melakukan perlawanan dengan melempari petugas menggunakan botol air mineral dan batu yang ada di trotoar jalan kawasan tersebut.

Tak sampai di situ, massa juga merusak papan bunga dan pagar yang ada di sekitar Gedung dewan.

Mahasiswa juga sempat terlibat Tarik menarik dan adu pukul dengan petugas yang memakai baju bebas.

Hingga pukul 14.00 WIB, kericuhan masih berlanjut.

Mahasiswa terus melempari petugas yang mengamankan aksi itu karena mereka dinilai sebagai provokator hingga unjuk rasa itu berakhir ricuh.

Kericuhan mulai mereda sekitar pukul 15.45 WIB saat peserta aksi mulai menjauhkan diri dari Gedung DPRA untuk selanjutnya berkumpul di depan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Aceh Besar dan sekitarnya.

Baca juga: Kenaikan BBM Beratkan Masyarakat, DPRK Minta Pj Wali Kota Banda Aceh Siapkan Langkah Penanggulangan

Di tempat tersebut, mereka duduk di tengah badan jalan yang terbagi dalam beberapa kelompok menurut fakultas masing-masing.

Dalam demo kemarin, mahasiswa UIN Ar-Raniry membentangkan spanduk yang berisi ajakan pindah kuliah ke Gedung DPRA.

Spanduk itu tampak terpasang pada kedua pintu gerbang Gedung DPRA di bagian depan dan belakang.

"Kuliah Pindah ke Gedung DPRA #UIN_Ar-Raniry_Kampus_Rakyat,” demikian bunyi spanduk tersebut.

Negosiator Peserta Aksi, Ilham Rizki, kepada Serambi, mengatakan, berdasarkan informasi yang ia terima, setidaknya tujuh peserta aksi diamankan aparat keamanan.

Bahkan, seorang di antaranya harus dibawa ke klinik, karena mengalami luka lebam di wajahnya.

Ia juga mengaku kecewa dengan sikap aparat keamanan yang melarang mereka--menggunakan mobil water cannon dan gas air mata--masuk ke halaman Gedung DPRA untuk menyampaikan orasi.

Sementara itu, Kabag Ops Polresta Banda Aceh, Iswahyudi, mengatakan, demo yang diikuti sekitar 1.000 orang itu merupakan aksi kedua yang dilakukan oleh mahasiswa UIN Ar-Raniry di Gedung DPRA.

Pihaknya, menurut Iswahyudi, juga sudah mengimbau jika massa ingin menyampaikan orasi, Polri akan memfasilitasinya.

"Polri dalam hal ini Polda Aceh mengamankan jalannya aksi dan menyampaikan tuntutan mereka ke pemerintah," kata Iswahyudi kepada wartawan di sela-sela aksi tersebut.

Baca juga: Aliansi Mahasiswa Bireuen Gelar Aksi Damai Tolak Kenaikan Harga BBM

Menurut Iswahyudi, pihaknya juga sudah menyampaikan siap memfasilitasi 10 orang perwakilan mereka untuk melakukan audiensi dengan anggota DPRA.

Namun, massa tak mau mendengar dan tetap memaksa untuk masuk ke halaman Gedung dewan.

Sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), tambah Iswahyudi, sebelumnya pihak kepolisian sudah memberi kelonggaran kepada mahasiswa UIN Ar-Raniry pada aksi yang pertama mereka, Senin (5/9/2022) lalu.

Namun, saat itu pendemo tak mau keluar dari Gedung.

"Mereka baru keluar pada dini hari sekitar pukul 02.00 WIB bersama Bapak Penjabat (Pj) Gubernur Aceh," ungkapnya.

Karena itu, sebut Iswahyudi, untuk aksi kali kedua ini, pihaknya tak lagi mengizinkan massa semuanya masuk ke halaman gedung dewan.

Berdasarkan SOP dan Peraturan Kapolri, pihaknya menyemprotkan air menggunakan mobil water cannon, melibatkan tim pengendalian massa (dalmas), dan kemudian menembakkan gas air mata untuk menghalau massa yang merusak pintu pagar gedung dewan.

"Tiga personel kita mengalami luka-luka akibat terkena lemparan batu yang dilakukan oleh pendemo," ucapnya.

Iswahyudi mengatakan, massa juga merusak mobil miliknya dan Kabag Samapta Polresta Banda Aceh.

Kedua mobil yang terparkir di area itu kacanya pecah.

"Personel kita terluka di wajah akibat terkena lemparan batu oleh mahasiswa," timpal dia.

Iswahyudi juga mengungkapkan, pihaknya sudah memberi ruang kepada mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi dan sudah diterima.

Namun sayangnya mereka merusak fasilitas yang ada di lokasi demo.

"Adik-adik mahasiswa bisa saja menyampaikan aspirasi mewakili seluruh masyarakat Aceh, tapi bukan dengan cara anarkis seperti ini," pungkas Kabag Ops Polresta Banda Aceh.

Selain di Banda Aceh, aksi menolak kenaikan harga BBM juga dilakukan oleh mahasiswa dari sejumlah kampus di Meulaboh (Aceh Barat), Bireuen, Langsa, dan Gayo Lues.

Demonstrasi ke Gedung DPRK setempat itu berlangsung dengan tertib.

Hanya di Meulaboh yang unjuk rasanya yang sempat diwarnai kerusuhan sesama mahasiswa akibat selisih paham.

Kerusuhan itu terjadi menjelang berakhirnya demo.

Namun, kejadian itu tak berlangsung lama karena pihak kepolisian segera mencegahnya dengan baik.

Akhirnya, suasana panas secara perlahan-lahan berhasil diredam. (i)

Baca juga: Ekonomi Rakyat Makin Sulit, Haji Uma Ingatkan Pemerintah Pertimbangkan Kembali Kebijakan Harga BBM

Baca juga: Aksi Demo di Meulaboh Berakhir Ricuh, DPRK Sepakat Tolak Kenaikan Harga BBM

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved