Ratu Elizabeth II Meninggal
Cerita Harisul Amal, Mahasiswa Aceh di Inggris saat Beri Penghormatan Terakhir ke Ratu Elizabeth II
Setiba di London, pria kelahiran Ulee Kareng, Banda Aceh ini langsung ke Istana Westminster, suasana sangat padat oleh lautan manusia.
Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM, LONDON - Duka menyelimuti masyarakat dunia sepekan terakhir menyusul kabar kematian Ratu Elizabeth II pada 8 September 2022 lalu.
Di Inggris, kesedihan sangat kental terasa, mulai dari masyarakat mengibarkan bendera setengah tiang di rumah dan pertokoan, hingga acara-acara hiburan seperti pertandingan sepak bola ditunda sementara waktu.
Jenazah ratu akan dimakamkan pada Senin, 19 September mendatang.
Sehingga, sebelum hari pemakaman tersebut masyarakat diberi kesempatan untuk memberikan penghormatan terakhir kepada sang ratu di Istana Westminster.
Masyarakat pun berbondong-bondong datang ke istana untuk menghormati sang ratu.
• Kisah Mahkota Ratu Elizabeth II, Dibuat dari Berlian Terbesar Dunia Berisi 3.000 Batu Permata
Akibat dari antusiasme warga yang tinggi, antrian panjang menuju istana tak dapat dihindari.
Salah seorang mahasiswa asal Aceh yang menempuh studi di Inggris, Harisul Amal, kepada Serambinews.com, Sabtu (17/9/2022) berbagi pengalamannya yang turut serta dalam peristiwa bersejarah tersebut.
"Saya kuliah di Leeds, setelah mendapat kabar mulai Rabu, 4 Septembar masyarakat dibolehkan mengunjungi ratu, saya langsung berangkat dari Leeds ke London sekitar 4 jam perjalanan," katanya.
Setiba di London, pria kelahiran Ulee Kareng, Banda Aceh ini langsung ke Istana Westminster, suasana sangat padat oleh lautan manusia.
"Saya cari informasi dulu di situs resminya pemerintah Inggris terkait prosesi itu, ternyata harus ikut antre terlebih dahulu," ucapnya.
Menurutnya antreannya sangat panjang nyaris 6 Km, untuk bisa antre peziarah harus punya yellow tag, dan itu harus diambil di ujung antrean.
• Kisah Mahkota Ratu Elizabeth II, Dibuat dari Berlian Terbesar Dunia Berisi 3.000 Batu Permata
"Awalnya saya mencoba jalan ke ujung antrean, tapi karena terlalu panjang akhirnya saya memutuskan untuk naik tube (kereta bawah tanah) menuju titik yang paling dekat dengan ujung antrean (kita bisa memantau ujung antrean di mana melalui twitter pemerintah)," terang dia.
Setelah mendapat yellow tag, Harisul Amal ikut mengantre bersama masyarakat lain.
"Saya antre dari pukul 17.00 waktu setempat, antreannya berjalan lambat, karena sangat ramai, dan akhirnya saya pun menyerah di hari pertama tersebut setelah ikut mengantre 6 jam, karena saya kurang membawa bekal seperti makanan dan sebagainya," cerita dia.
Dua hari kemudian, tepatnya pada Jumat 16 September 2022, Harisul Amal kembali ikut mengantre, kali ini dengan persiapan yang matang.