Internasional

Serangan Udara Junta Militer Myanmar Salah Sasaran, Tewaskan 11 Anak Sekolah

Sedikitnya 11 anak sekolah tewas dalam serangan udara dan penembakan di sebuah desa Myanmar.

Editor: M Nur Pakar
AFP
Ruangan sekolah rusak berat seusai terkena serangan udara junta militer Myanmar di Desa Let Yet Kone, Kotapraja Tabayin, Sagaing, Myanmar. 

Junta mengatakan telah mengirim pasukan dengan helikopter ke Let Yet Kone setelah menerima petunjuk pejuang Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA).

Sebuah kelompok pemberontak etnis dan dari milisi anti-kudeta sedang memindahkan senjata di daerah itu.

Militer menuduh pejuang pemberontak menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia, dan mengatakan telah menyita ranjau dan bahan peledak dari desa.

"Anggota keamanan memberikan perawatan medis yang diperlukan dan mengatur untuk mengirim pasien ke rumah sakit terdekat," kata militer dalam sebuah pernyataan.

Juru bicara Junta Zaw Min Tun menuduh KIA membawa penduduk desa ke sebuah biara dan kemudian menembaki pasukan dari sana.

Baca juga: Junta Militer Myanmar Gantung Empat Aktivis Demokrasi, Menjadi Hukuman Mati Pertama

Seorang penduduk desa yang dihubungi AFP menolak anggapan militer ada pejuang di daerah itu.

“Mereka baru saja menyerang sekolah," kata seorang penduduk desa.

"Mereka mengatakan seseorang menyerang mereka, kemudian mereka melawan tetapi ini tidak benar,” tambahnya.

Penduduk desa itu mengatakan militer telah mengambil beberapa mayat dan menahan banyak orang, termasuk anak-anak dan guru.

Direktur Regional Save the Children Asia Hassan Noor mengatakan sekolah harus dilarang selama konflik.

"Berapa banyak lagi insiden seperti ini yang perlu dilakukan sebelum tindakan diambil?" Kata Noor.

Baca juga: Junta Militer Myanmar Tembaki Sekolah Secara Membabi Buta Pakai Helikopter, 6 Orang Tewas

Dia mendesak Dewan Keamanan PBB dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara untuk mengambil tindakan cepat.

ASEAN sejauh ini telah memimpin upaya diplomatik yang sia-sia untuk menyelesaikan krisis di Myanmar.
Para pemimpin kelompok itu bertemu di Phnom Penh pada November 2021.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved