Kupi Beungoh
Tips Menyelesaikan Studi Doktor Kurang dari Tiga Tahun
Berikut lima tips atau cara dapat gelar doktor tepat waktu, bahkan lebih cepat, berdasarkan pengalaman penulis
Oleh: Masyudi*)
STUDI S3 atau Doktoral menjadi sebuah kebutuhan terutama bagi kalangan Akademisi, peneliti dan beberapa profesi lainnya.
Tuntutan jenjang karir mengharuskan beberapa profesi ini untuk mengambil kuliah lanjutan ke jenjang Doktor.
Beragam pertanyaan kemudian muncul di kepala, bagaimana cara dapat gelar doktor? Adakah cara cepat raih gelar doktor?
Untuk diketahui, sebagian besar mahasiswa S3 rata-rata baru bisa menyelesaikan masa studi doktornya di atas 5 tahun, bahkan lebih.
Padahal, sebenarnya hanya membutuhkan waktu paling lama 3 tahun untuk studi S3 dan mendapat gelar doktor.
Tapi, kenapa banyak mahasiswa S-3 bisa terlambat menyelesaikan studi doktoralnya?
Bagaimana pula tips atau cara dapat gelar doktor tepat waktu, bahkan lebih cepat?
Penulis baru saja menyelesaikan studi Doktor di Universitas Syiah Kuala pada Juli 2022 lalu dengan masa studi 2 tahun 11 bulan.
Pengalaman penulis dalam menyelesaikan studi Doktor akan dirangkumkan menjadi beberapa tips yang mungkin berguna bagi pembaca;
Tips pertama, mulailah penelitian lebih awal
Saat mendaftar sebagai mahasiswa S3, kita diwajibkan mempresentasikan sebuah proposal rencana penelitian.
Seringkali calon mahasiswa belum matang dengan proposal tersebut dan terkadang asal ada saja dulu.
Sebenarnya, di sinilah awal mula titik kesalahan sehingga kita menjadi lalai dan lama menyelesaikan studi.
Karenanya, bila Anda berencana ingin melanjutkan S3, maka jauh-jauh waktu sebelum mendaftar, Anda sudah harus memiliki beberapa proposal penelitian yang siap untuk dipersentasikan.
Mengapa beberapa proposal?
Bisa jadi proposal yang kita persentasikan saat bertemu sang Promotor belum sesuai dengan topik yang kita ajukan, sehingga kita perlu cadangan lain yang memungkinkan untuk kita tawarkan.
Pengalaman penulis, bila proposal yang kita ajukan memiliki novelty dan jelas alur penelitiannya, biasanya jarang ditolak oleh promotor.
Baca juga: Mahasiswa Doktoral Kedokteran Kupas Kelebihan Wudhu di Hadapan Santri, Wudhu Bentengi dari Penyakit
Baca juga: Dirjen Pendis Kemenag RI Minta IAIN Lhokseumawe Persiapkan Program Doktoral
Tips kedua, evident base dalam mengerjakan tugas tugas kuliah
Umumnya kurikulum Study Doctoral memiliki mata kuliah yang mendukung kebutuhan si calon Doktor dalam melaksanakan penelitian disertasinya.
Misal, mata kuliah Metodologi Penelitian, Penentuan Topik Khusus, Statistik, penulisan artikel ilmiah, dan lain lain.
Setiap pertemuan dari mata kuliah tersebut akan ada penugasan-penugasan dari pengasuh, dan tugas-tugas yang diberikan adalah umumnya merupakan bagian dari penyelesaian disertasi mahasiswa yang bersangkutan.
Oleh karena itu, bila mahasiswa calon Doktor telah memiliki proposal penelitian seperti saran penulis pada tips pertama tadi, maka proposal tersebut akan terkoreksi dengan sendirinya dalam proses perkuliahan di semester 1 dan 2.
Baca juga: Umuslim-UPI Bandung Selenggarakan Program Doktoral, Kuliah Perdana Sudah Dimulai
Tips ketiga, Komunikasi yang baik dengan Promotor
Di semester 3 atau awal tahun kedua, biasanya SK promotor telah keluar dan mahasiswa calon doktor dapat mulai berkonsultasi dengan sang promotor.
Kesan awal adalah komunikasi.
Sama halnya dengan hubungan kerja sama dalam bidang apapun, mahasiswa doktoral harus memiliki tata karma yang baik, teknik komunikasi yang baik, disiplin waktu yang baik, dan bekerja keras.
Biasanya bila ini dapat dilakukan dengan baik oleh mahasiswa, maka akan lancarlah urusan bimbingan dan lain sebagainya.
Hal yang sama juga berlaku dengan pihak-pihak terkait lainnya, seperti tenaga administrasi, pimpinan prodi, fakultas, dan universitas.
Baca juga: Sekjen DPR RI Indra Iskandar Terima Kunjungan Politisi Aceh dan Mahasiswa Doktoral
Tips keempat, publikasi lebih awal
Publikasi menjadi syarat utama kelulusan mahasiswa Doktor, pada umumnya harus mengasilkan publikasi minimal 2 artikel internasional bereputasi.
Bagaimana biar cepat terpublikasi?
Caranya adalah tidak harus menunggu hasil penelitian selesai semua baru dipublikasikan, bagilah penelitian disertasi Anda menjadi beberapa bagian, sehingga hasil bagian awal dan pertengahan dapat langsung dikirimkan artikelnya untuk publikasi, karena publikasi biasanya membutuhkan waktu hingga 6 bulan sampai terpublis.
Sambil menunggu publis, penelitian terus dilanjutkan dan draft disertasi juga langsung disiapkan, sehingga di awal semester 5 sebenarnya mahasiswa doktor sudah siap-siap menunggu jadwal sidang hasil penelitian, sidang tertutup dan sidang terbuka di awal semester 6.
Baca juga: VIDEO Dihadiri Anggota TNI, Jejeran Predikat Cumlaude Hiasi Prosesi Yudisium di Serambi Mekkah
Tips kelima, carilah sponsor atau beasiswa
Ini sebenarnya adalah yang pertama kali dilakukan oleh calon mahasiswa Doktor.
Studi S3 butuh biaya lumayan besar, apalagi kalau penelitian experimental yang membutuhkan analisa sampel dengan biaya yang mahal.
Ada beberapa beasiswa yang bisa dicari seperti BPPDN, LPDP, beasiswa Pemerintah Aceh, dan lainnya.
Demikian beberapa tips, mudah mudahan bisa bermanfaat
*) PENULIS Dr. Masyudi, S,Kep., Ners., M.Kes, adalah Dosen FKM Universitas Serambi Mekkah.
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Baca Artikel KUPI BEUNGOH Lainnya di SINI