Gubernur Papua Lukas Enembe Ngaku Sakit Stroke, Dokter Diagnosa Terdapat Masalah di Jantung

Lukas mengaku, selama ini melakukan pengobatan ke Singapura. Dokter di Singapura, kata dia, mendiagnosanya menderita masalah jantung.

Editor: Faisal Zamzami
Kontributor Tribunnews.com/B Ambarita
Gubernur Papua, Lukas Enembe 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Hingga saat ini, Lukas Enembe, belum memenuhi panggilan Komisis Pemberantasan Korupsi (KPK).

Hal tersebut lantaran disebutkan, Lukas Enembe masih dalam kondisi sakit.

Tersangka korupsi dugaan suap dan gratifikasi senilai Rp1 miliar, Gubernur Papua Lukas Enembe mengaku sakit stroke sehingga tidak dapat menghadiri panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Ungkapan penyakit tersebut, disampaikan Lukas Enembe saat dirinya mengundang awak media ke rumah pribadinya di Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua.

Setelah berjalan kaki sekitar 400 meter dari depan gerbang, bangunan utama rumah utama Lukas Enembe pun terlihat.

Gubernur Papua sedang duduk di teras bersama beberapa keluarga yang selama ini menjaganya.

Dengan suara berat, Lukas sempat berbicara kepada media sedang sakit. "Ini stroke, bukan main-main," kata Lukas di kediamannya, yang dikutip dari Kompas.com, Sabtu (1/10/2022).

Lukas mengaku, selama ini melakukan pengobatan ke Singapura. 

Dokter di Singapura, kata dia, mendiagnosanya menderita masalah jantung.

"Dokter Singapura yang temukan jantung saya kotor, bertahun-tahun sakit terus sampai dioperasi," ujar Lukas.

Salah satu keluarga yang merawat Lukas Enembe selama tiga tahun terakhir, Wawan mengatakan, kondisi Gubernur Papua itu benar-benar sakit.

Lukas tidak bisa berdiri dalam waktu lama dan harus dibantu orang lain.

"Sejak stroke yang keempat kali ini memang sakitnya bukan main-main, mau tidur tidak bisa, mau bangun mau jalan tidak bisa, (harus) angkat dia ke kamar mandi," tuturnya.


Wawan mengungkapkan, seluruh keluarga berusaha menjaga Lukas Enembe agar tidak mengalami stroke untuk yang kelima kalinya.

"Bapak kalau bicara terus nanti tensi naik kembali," kata dia. 

Baca juga: Jika Gubernur Lukas Enembe Kembali Mangkir, Tokoh Pemuda Papua Minta KPK Jemput Paksa

Sebagai informasi, Lukas Enembe telah ditetapkan sebagai tersangka kasus gratifikasi senilai Rp 1 miliar sejak 5 September 2022.

Selain dicekal ke luar negeri, beberapa rekening sebesar Rp 71 miliar yang diduga terkait dengan Lukas Enembe telah diblokir oleh PPATK.

KPK telah memanggil Lukas Enembe sebagai tersangka pada 12 September, tetapi Lukas tidak hadir karena sakit.

Kemudian KPK telah mengirim surat panggilan kedua kepada Lukas Enembe agar yang bersangkutan hadir untuk diperiksa di Gedung Merah Putih, Jakarta, pada 25 September 2022.

Namun, ia kembali tak hadir karena alasan kesehatan. Pihak Lukas Enembe juga sudah mengajukan permohonan agar KPK memberikan izin kepada yang bersangkutan untuk berobat ke Singapura. 

Baca juga: Ratusan Warga Jaga Rumah Lukas Enembe di Papua, Ada yang Menari Pakai Busur Panah dan Parang

1.800 personil akan disiagakan

Seperti diketahui kasus Lukas Enembe menyedot perhatian massa, khususnya warga Papua.

Aksi massa pun terjadi lantaran tidak terima, Lukas Enembe ditetapkan tersangka dugaan korupsi oleh KPK.

Diketahui Gubernur Papua Lukas Enembe sudah mangkir dua kali dalam pemeriksaan dugaan suap dan gratifikasi senilai Rp 1 miliar.

Untuk menjaga keamanan dan membantu penanganan kasus, Polri memberikan dukungan untuk KPK.

Dukungan tersebut disampaikan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo di Mabes Polri pada Jumat (30/9/2022), diberitakan Tribunnews sebelumnya.

Ia menegaskan kesiapannya mendukung proses hukum yang dilakukan KPK terhadap tersangka korupsi Gubernur Papua Lukas Enembe.

Untuk itu, kata dia, Polri telah menyiapkan 1.800 personel di Papua jika nantinya KPK meminta bantuan Polri.

"Terkait kasus Lukas Enembe. Kami sudah menyiapkan 1.800 personel di Papua. Dan kami siap untuk membackup apabila KPK meminta," kata Listyo saat konferensi pers di Mabes Polri Jakarta Selatan pada Jumat (30/9/2022).

Listyo juga menegaskan Polri mendukung penuh upaya pemberantasan korupsi.

"Jadi tentunya kami juga mendukung penuh pemberantasan korupsi," kata Listyo.

Gubernur Papua Lukas Enembe dalam suatu kesempatan. (Dian Mustikawati/Tribun-Papua.com)
Soal kabar kesehatan Lukas Enembe yang bermasalah juga sempat dikatakan oleh kuasa hukumnya, Stefanus Roy Rening.

Pihaknya mengatakan kesehatan Lukas Enembe menurun dan perlu melakukan pengobatan ke luar negeri.

Stefanus Roy Rening mengatakan bahwa Lukas Enembe tidak dapat memenuhi panggilan pemeriksaan dari penyidik KPK pekan depan.

Sebab, kondisi kesehatannya tengah menurun dan tidak memungkinkan untuk menghadiri pemeriksaan KPK, dikutip dari Kompas.com.

"Tadi dokter pribadi (Enembe) juga sudah menyampaikan langsung ke Direktur Penyidikan, Asep Guntur, bahwa Bapak enggak memungkinkan untuk hadir hari Senin," kata Stefanus, Jumat (23/9/2022).

"Agar Pak Gubernur tetap kooperatif makanya kita datang lebih awal untuk menyampaikan itu karena perkembangan kesehatan Pak Gubernur menurut dokter sudah agak menurun," ucap dia.

Pihaknya juga meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan izin kepada Lukas Enembe berobat ke luar negeri.

"Saya atas nama tim hukum Gubernur meminta agar Presiden Jokowi memberikan izin beliau berobat ke luar negeri dalam rangka menyelamatkan nyawa dan jiwa Pak Gubernur," ujar Stefanus.

Ia berharap, Jokowi bisa mengabulkan permintaan itu sehingga Enembe mendapatkan pelayanan kesehatan yang diinginkan.

"Kami tim hukum memandang bahwa kalau langkah-langkah ini tidak diambil oleh negara bisa membuat suasana di Tanah Papua yang tidak harmonis," ucap Stefanus.

"Dengan segala hormat kami kepada Bapak Presiden, atas nama masyarakat di Tanah Papua berikan kesempatan agar Bapak Gubernur jauh dari tekanan ini untuk bisa berobat dan mendapat pelayanan kesehatan," tutur dia.

Baca juga: Usai Aswanto Dicopot, Sejumlah Mantan Hakim Mahkamah Konstitusi Lawan Balik DPR RI

Baca juga: Pernyataan Lengkap Jokowi soal Tragedi Arema vs Persebaya: Duka Mendalam, Minta Liga 1 Dihentikan

Baca juga: Profil Aswanto, Hakim Mahkamah Konstitusi yang Diberhentikan karena Kerap Anulir Produk DPR

Tribunnews.com: Lukas Enembe Ngaku Stroke, Dokter Diagnosa Terdapat Masalah di Jantung saat Berobat ke Singapura

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved