Kisah Suami Istri Tewas Saat Kerusuhan Laga Arema vs Persebaya, Sang Anak Usia 11 Tahun Selamat

Pasangan suami istri (Pasutri) Aremania turut menjadi korban tragedi kerusuhan suporter pertandingan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Sabt

Editor: Faisal Zamzami
SURYA/PURWANTO
Sejumlah suporter Arema FC, Aremania menggotong korban kerusuhan sepak bola usai laga lanjutan BRI Liga 1 2022/2023 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam. 

SERAMBINEWS.COM - Pasangan suami istri (Pasutri) Aremania turut menjadi korban tragedi kerusuhan suporter pertandingan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).

Mereka adalah M Yulianton (40) dan Devi Ratna S (30) warga di Jalan Bareng Raya 2 G, RT 14 RW 8, Kota Malang, Jawa Timur.

Keduanya juga membawa anak semata wayang mereka bernama M Alfiansyah (11) untuk menonton pertandingan, dan berhasil selamat dari kerusuhan.

Sebelum insiden tersebut, Doni (43) saudara korban mengungkap, pasutri tersebut rencananya akan merayakan ulang tahun anaknya pada November mendatang.

"Orangtuanya (kedua korban) ingin sekali merayakan ulang tahun anaknya sebenarnya," katanya.

Namun takdir berkata lain, saat itu dia juga ikut menyaksikan laga derbi Jawa Timur itu. 

Dirinya menemukan keberadaan kedua korban di Stadion Kanjuruhan setelah ditolong oleh orang lain.

Kemudian, korban dipinggirkan keluar stadion dan dibawa ke RS Teja Husada, Kabupaten Malang.

 "Jenazah sampai rumah sekitar subuh. Rencananya, dimakamkan di TPU Mergan (Kota Malang) satu liang lahat," kata Doni saat diwawancarai di rumah duka pada Minggu.

Baca juga: Pernyataan Lengkap Jokowi soal Tragedi Arema vs Persebaya: Duka Mendalam, Minta Liga 1 Dihentikan

Doni memperkirakan, kedua korban meninggal dunia karena terdesak oleh suporter lainnya yang akan keluar dan menghirup gas air mata.

Sedangkan, anak korban dapat selamat setelah meminta pertolongan ke polisi.

 
"Kemungkinan saudara saya ini kemudian jatuh dari tangga tribun. Mukanya sudah membiru pucat. Anaknya minta bantuan ke polisi terus selamat," katanya.

Dia mengatakan, almarhum Devi baru pertama kali menyaksikan pertandingan Arema FC di Stadion Kanjuruhan.

Sedangkan, almarhum Yulianton sudah sering menonton sebelumnya.

Menurut Doni, kericuhan terjadi sekitar pukul 22.00 WIB. 

Awalnya, terdapat dua suporter turun ke lapangan. Kemudian polisi menghalau massa yang turun menggunakan gas air mata.

"Awalnya gas air mata di lapangan dulu. Kemudian (ditembak) ke arah tribun pintu 12, saya sama lainnya di pintu 14, gas air matanya kena angin kan jadi nyebar," katanya.

Doni mengungkapkan, di wilayah RT-nya ada sekitar 20 warga yang menonton pertandingan derbi Jatim pada kesempatan itu. 

Bahkan, ada dua anak kecil lainnya yang ikut selain anak almarhum.

"Alhamdulillah selamat semua, tiga anak kecil. Termasuk anak saya laki masih 10 tahun sama yang perempuan tetangga umurnya hampir sama. Anak saya, saya tolong sampai buka pagar pembatas tribun yang di samping-samping mas," katanya.

Baca juga: 11 Tragedi Sepak Bola yang Menghilangkan Nyawa Banyak Orang, Laga Arema FC Vs Persebaya Peringkat 2

Saksi Selamat Mengisahkan Detik-detik Kericuhan Kanjuruhan Malang dari Dalam hingga Luar Stadion

Pertandingan lanjutan Liga 1 2022/2023 yang antara Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) kemarin memakan ratusan korban jiwa.

Insiden ini dipicu dari penonton yang berbondong-bondong turun ke lapangan, hingga respons petugas pengamanan terkait kejadian tersebut.

Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta mengatakan selama pertandingan berlangsung tak ada masalah. Namun, permasalahan terjadi usai pertandingan berakhir.

"Penonton kecewa melihat tim Arema FC kalah. Apalagi ini sebelumnya Arema FC tidak pernah di kandang sendiri melawan Persebaya dalam beberapa tahun terakhir," jelas Kapolda dikutip dari Breaking News di Kompas TV, Minggu (2/10).

Nico melanjutkan para pendukung Arema turun ke lapangan untuk meminta penjelasan kepada tim karena kalah.

"Mereka bermaksud menanyakan ke pemain dan official kenapa sampai kalah (melawan Persebaya)," tutur Kapolda.

Kepolisian akhirnya memutuskan untuk menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang sudah memadati lapangan.

Akibatnya, para suporter berlarian menuju ke salah satu titik di Pintu 12, Stadion Kanjuruhan. Suporter yang panik membuat area itu mengalami penumpukan. 

"Saat terjadi penumpukan itulah banyak yang mengalami sesak napas," lanjut Nico.

Salah satu penonton yang selamat, Rezqi Wahyu, warga Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang mengutarakan kronologi insiden tersebut melalui akun Twitter-nya @RezqiWahyu_05, Sabtu (2/10).

Rezqi mengatakan umumnya pertandingan berjalan lancar hingga akhir pertandingan. Saat jeda istirahat babak pertama, terdapat sedikit kericuhan di Tribun 12-13. Namun, kericuhan tersebut bisa diamankan oleh petugas.

"Kick off dimulai dan pertandingan berjalan aman, tanpa kericuhan sedikit pun. Yang ada hanya suporter Arema saling melontarkan psywar ke arah pemain Persebaya," tulis Rezqi.

Ia berpendapat tragedi dimulai usai pertandingan berakhir. Para pemain, pelatih, hingga manajer Arema mendekati tribun bagian timur untuk memberikan gestur minta maaf kepada para suporter mereka.

Namun, satu orang suporter dari tribun selatan, nekat masuk ke lapangan dan mendekati tim.

"Di sisi lain, ada 1 orang suporter yang dari arah tribun selatan nekat masuk dan mendekati Sergio Silva dan Maringa. Terlihat sedang memberikan motivasi dan kritik kepada mereka," lanjutnya.

Tindakan suporter tersebut rupanya diikuti oleh beberapa orang lain. Rezqi mengatakan mereka meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema.

"Kemudian ada lagi beberapa oknum yang ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema, terlihat John Alfarizi mencoba memberi pengertian kepadan oknum-oknum tersebut," terang Rezqi.

Kondisi berubah ricuh usai semakin banyak orang yang turun ke lapangan. Kekecewaan para penonton dari berbagai sisi stadion mencuat.

"Di ikuti dengan lempar-lempar berbagai macam benda ke arah lapangan dan para suporter yang semakin tidak terkendali. Akhirnya pemain digiring masuk ke dalam ruang ganti dengan kawalan pihak berwajib," katanya.

Rezqi mengatakan para suporter makin banyak yang masuk ke lapangan dan tak terkendali. Akhirnya petugas melakukan upaya untuk menghalau suporter tersebut.

Petugas berupaya tegas memukul mundur suporter yang terus merangsek dari berbagai sisi tribun. Menurut kesaksian Rezqi, beberapa suporter terkena pentungan aparat yang coba bertindak tegas.

Kondisi di stadion saat itu sudah tidak kondusif. Akhirnya petugas mengeluarkan beberapa kali gas air mata ke arah suporter yang masih berada di lapangan.

"Terhitung puluhan gas air mata sudah ditembakkan ke arah suporter, disetiap sudut lapangan telah dikelilingi gas air mata. Ada juga yang langsung ditembakkan ke arah tribun penonton, yaitu di Tribun 10," ungkap Rezqi.

Para suporter menjadi panik akibat tembakan tersebut dan berusaha mencari pintu keluar. Penghubung keluar-masuk antara penonton tersebut tampak penuh sesak.

"Banyak ibu-ibu, wanita-wanita, orangtua, dan anak-anak kecil yang terlihat sesak gak berdaya. Gak kuat ikut berjubel untuk keluar dari stadion. Terlihat mereka sesak karena terkena gas air mata. Seluruh pintu keluar penuh dan terjadi macet," lanjutnya.

Rezqi melanjutkan, ia melihat banyak suporter yang sudah terkapar dan pingsan. Sementara di luar stadion gas air mata kembali ditembakkan di sekitar Tribun 2.

"Kondisi luar Stadion Kanjuruhan sudah sangat mencekam. Banyak suporter yang lemas bergelimpangan, teriakan dan tangisan wanita. Supporter yang berlumuran darah, mobil hancur, kata-kata makian dan amarah," lanjutnya.

Baca juga: Pelajaran! Ulah Suporter, Ratusan Meninggal, Arema Dihukum Berat tak Boleh Main Kandang Sisa Semusim

Baca juga: Link Siaran Langsung MotoGP Thailand 2022 Mulai Pukul 15.00 WIB, Marco Bezzecchi Start Paling Depan

Baca juga: Usai Aswanto Dicopot, Sejumlah Mantan Hakim Mahkamah Konstitusi Lawan Balik DPR RI

Kompas.com: Pasutri Tewas Saat Kerusuhan Suporter di Kanjuruhan, Rencana Rayakan Ulang Tahun Anak

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved