Disebut Jadi Penyebab Banyaknya Korban Tragedi Kanjuruhan, Berikut Sederet Bahaya Gas Air Mata
Gas air mata dituding menjadi penyebab banyaknya korban dalam tragedi Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Alasan Polisi gunakan gas air mata di laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, sebut penonton mulai anarkis dan menyerang petugas.
Tindakan untuk menggunakan gas air mata itu dilakukan oleh pihak kepolisian pada saat terjadinya kericuhan suportter di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu (1/10) malam.
Digunakannya gas air mata membuat penonton yang turun ke lapangan langsung berdesakan di pintu keluar dan menyebabkan sesak nafas.
Berikut kronologi yang disampaikan oleh Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta.
Kekecewaan suporter atas kekalahan tuan rumah dari Persebaya Surabaya diduga menjadi pemicu utama.
“Para penonton turun ke tengah lapangan, dan berusaha mencari para pemain dan official untuk menanyakan kenapa sampai kalah atau melampiaskan”
Situasi yang mulai tak terkendali membuat pihak berwajib melakukan pengamanan.
“Oleh karena itu, pengamanan dan pencegahan dan melakukan pengalihan supaya mereka tidak masuk ke dalam lapangan atau mengejar para pemain”
Kondisi yang mulai anarkis membuat pihak kepolisian akhirnya memutuskan untuk melakukan pelemparan gas air mata.
Untuk melakukan upaya pencegahan sampai dillakukan (pelemparan) gas air mata. Karena sudah anarkis, sudah mulai menyerang petugas dan merusak mobil.”
Pelemparan gas air mata ini yang membuat penonton mulai mundur ke pintu keluar dan mulai berdesakan.
“Akhirnya setelah terkena gas air mata, mereka pergi ke satu titik, di pintu keluar pintu 10 dan 12”
“Terjadi penumpukan, di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen yang oleh tim medis dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion. Kemudian dilakukan evakuasi ke beberapa rumah sakit” Jelasnya.
127 Orang Meninggal Dunia, 180 Dalam Perawatan
Kapolda Jatim menyebut bahwa imbas dari kericuhan tersebut, ada 127 orang meninggal dunia dan 180 orang masih dalam perawatan.