Bursa Capres
Jokowi Diduga Bahas Pilpres Bareng Ganjar Saat Semobil Menuju Lokasi Acara
Ganjar dan Jokowi saat satu mobil dari Helipad di Kabupaten Batang ke lokasi acara. Begitu juga sebaliknya, satu mobil dari lokasi acara ke helipad.
"Semuanya ini kita urus dengan baik, tidak ada gerakan tambahan baik dari kementerian investasi kementerin lain, pak Gubernur ini sangat disiplin Pak, Kepala Dinas PMPTSP disuruh dari kemarin sudah ada di sini dan tidak boleh ada gerakan tambahan lain-lain, jadi udah cocok barang ini kelihatannya Pak," pungkasnya.
Baca juga: Iran Tangkap Mahasiswa dan Aktivis Politik, Sekolah Putri Usir Pejabat Kementerian Pendidikan
Baca juga: Ganjar dan Yenny Wahid Didukung PSI jadi Calon Presiden dan Wakil, Ini Profil Gubernur Jateng
Baca juga: Unimal Klarifikasi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo Dapat Gelar Teuku, Begini Penjelasannya
Pengamat politik sekaligus pendiri KedaiKopi Hendri Satrio merespons terkait dengan kondisi menarik saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan ke Batang, Jawa Tengah tersebut. Hendri menyatakan kalau dalam kunjungan itu, dapat diyakinkan ada pembahasan soal rencana langkah politik Ganjar Pranowo ke depannya.
Terlebih, saat ini Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah dideklarasikan oleh Partai NasDem, yang sama-sama kita ketahui Ganjar juga masuk dalam radar partai pimpinan Surya Paloh itu untuk maju dalam Pilpres mendatang.
"Menurut saya sangat mungkin Jokowi menanyakan rencana langkah politik Ganjar Pranowo pasca Anies Baswedan dideklarasikan oleh Partai NasDem," kata pengamat yang karib disapa Hensat itu saat dimintai tanggapannya.
Lebih lanjut, Hensat juga menduga ada perbincangan yang lebih serius antara Jokowi dengan Ganjar dalam kunjungan itu. Bahkan kata dia, sangat dimungkinkan tercipta pembahasan soal masa depan Ganjar Pranowo sebagai kader PDI Perjuangan.
"Sangat mungkin Jokowi bertanya apakah Ganjar berani keluar dari PDI Perjuangan karena langkah politik mas Ganjar ke depannya rencana langkah politik itu sangat penting buat Jokowi mungkin," tuturnya.
Kendati demikian, Hensat mengingatkan bahwasanya pemimpin negara dalam hal ini Presiden tidak elok jika harus menjadi sosok yang berpengaruh terhadap seseorang dalam kontestasi pemilu.
Baca juga: Jokowi Minta Lukas Enembe Datang ke KPK
Sebab, kata dia, pemimpin harus netral sehingga citra pemilu yang jujur dan adil (jurdil) bisa tetap dikedepankan.
"Karena kalau dia (presiden, red) mendukung seseorang, jadi citra pemilu nya ga jurdil, karena presiden sebagai penyelenggara, bos nya penyelenggara, yang melantik penyelenggara, penguasa menunjukkan keberpihakannya," ucapnya.
Oleh karenanya, timbul kekhawatiran jika memang ada peran lebih dari Jokowi terhadap Ganjar Pranowo jika memang Gubernur Jawa Tengah itu benar-benar maju dalam kontestasi Pilpres mendatang.
Sebab sebagaimana diketahui, beberapa kedekatan yang mengarah pada dukungan Jokowi untuk Ganjar Pranowo memang bukan sekali terlihat.
Dalam beberapa kesempatan, orang nomor satu di Republik Indonesia itu, memang seakan memberi sinyal dukungan kepada Ganjar Pranowo.
"Jadi kalau nanti Ganjar maju, wah kita musti curiga semua itu, ini pemilu beneran atau pemilu sandiwara," tukas Hensat.(Tribun Network/fik/riz/wly)