Internasional
Warga Jalur Gaza Gerah Atas Blokade Israel dan Mesir Atas Pasokan Listrik, Bangun Tenaga Surya
Warga Palestina yang tinggal di Jalur Gaza, Palestina yang diblokade Israel telah lama mengalami pasokan listrik yang tidak stabil dan mahal.
Dari atap Kota Gaza, panel surya sekarang membentang ke cakrawala.
Pendukung energi hijau mengatakan itu menjadi visi untuk masa depan global saat dunia menghadapi bahaya perubahan iklim dan meningkatnya biaya energi.
Pemilik toko roti Jalur Gaza Bishara Shehadeh mulai beralih ke tenaga suyar pada musim panas ini, dengan menempatkan ratusan panel berkilau di atap rumahnya.
“Kami mengalami surplus listrik pada hari itu,” katanya.
“Kami menjualnya ke perusahaan listrik dengan imbalan memberi kami arus pada malam hari," jelasnya.
Energi matahari menyalakan bola lampu yang menerangi toko roti yang ramai, tetapi ovennya masih menggunakan diesel.
Baca juga: Jet Tempur Israel Bombardir Kuburan di Jalur Gaza, Bukan Roket Jihad Islam, Lima Anak-Anak Tewas
“Kami sedang mengerjakan impor oven, tergantung pada daya listrik dari Israel, untuk menghemat biaya solar,” kata Shehadeh.
Baik toko roti maupun peternakan ikan sebagian bergantung pada donor asing untuk memulai peralihan ke tenaga surya.
Meskipun pemiliknya juga menginvestasikan uang mereka sendiri.
Tetapi di wilayah yang dilanda kemiskinan di mana hampir 80 persen penduduknya bergantung pada bantuan kemanusiaan, tidak semua orang mampu memasang energi terbarukan.
Sekitar seperlima warga Jalur Gaza telah memasang tenaga surya di rumah mereka, menurut perkiraan yang diterbitkan pada April 2022 oleh jurnal Energy, Sustainability and Society.
Pilihan pembiayaan tersedia untuk warga Jalur Gaza dengan beberapa modal.
Seperti Shehadeh, yang mendapat pinjaman empat tahun untuk mendanai proyek toko rotinya.
Di toko yang menjual peralatan tenaga surya, MegaPower, insinyur Shehab Hussein mengatakan harga mulai dari sekitar $1.000 dan dapat dibayar dengan mencicil.
Baca juga: Gadis Sembilan Tahun Jalur Gaza Selamat Dari Reruntuhan Rumah Kakeknya, Sempat Terjebak 10 Menit
Klien termasuk pabrik jahit dan produsen minuman, yang melihat sebagian besar teknologi buatan China sebagai investasi yang berharga, katanya.