Kupi Beungoh
Anies: Politik “Tueng Bila” dan “Tob Abeh” Surya Paloh (II)
KISAH perjuangan Anies Baswedan “selamat” dalam menjalankan tugasnya sebagai Gubernur DKI adalah sebuah prestasi yang menunjukkan sesuatu yang baru
Paloh mengambil sikap.
Ia memutuskan untuk menjadi wali dengan cepat.
Tidak hanya Paloh, sebentar lagi akan datang lagi para wali lainnya yang akan menyertai Paloh untuk mengusung Anies.
Paloh dan para calon wali baru tahu bahwa upaya mencelakakan Anies tidak hanya akan selesai dengan kasus KPK versi Tempo.
More to come, dan mereka akan siap menghadapinya.
Baca juga: Anies: Politik “Tueng Bila” dan “Tob Abeh” Surya Paloh (I)
Nasionalisme Paloh, si Cucu Panglima Perang
Banyak orang tahu ukuran nasionalisme Paloh sangat luar biasa.
Kalaulah ada nasionalisme NKRI itu ada komponen kimianya yang terukur via laboratorium, dipastikan kadar nasionalisme Paloh akan sangat tinggi.
Paloh akan termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang nasionalismenya sangat kental, bahkan bukan tidak mungkin sekelas dengan Sukarno, Hatta, dan banyak lagi para founding father negeri ini lainnya.
Banyak orang juga tahu, Paloh adalah putera Indonesia yang dilahirkan dari ayah ibu keturunan Aceh asli yang walaupun lama tinggal di luar Aceh, namun tak pernah bercerai dari masakan “asam keueng”, “keumamah”, dan berbagai sayuran “cicah”.
Apa yang tak diketahui oleh banyak orang adalah kakek dari pihak ibu Surya Paloh adalah seorang pejuang Aceh generasi terakhir.
Ia adalah seorang panglima perang yang juga orang kaya pada masanya.
Siapapun yang datang dan masuk ke Nasdem Tower di kawasan Menteng di Jakarta pusat, di salah satu lantai yang berisikan perpustakan dan berbagai koleksi Surya Paloh, tertulis nama Panglima Itam.
Itulah nama “indatu” Surya Paloh dari ibunya.
Baca juga: Garda Pemuda NasDem Aceh Dukung Surya Paloh Tetapkan Anies Baswedan Capres 2024

Kisah Panglima Itam dan Nasab Sepak Terjang Surya Paloh