Kisah Pemuda Korban Tragedi Kanjuruhan, Wajah Melepuh dan Kaki Patah, Harus Berutang Bayar Infus
Saguwanto menjadi salah satu korban luka-luka dari tragedi di Stadion Kanjuruhan seusai laga Arema vs Persebaya yang terjadi Sabtu (1/10/2022) lalu.
SERAMBINEWS.COM - Tragedi Kanjuruhan yang terjadi hampir sepekan lalu masih terus menyisakan kisah-kisah pilu dari para korban yang jumlahnya ratusan.
Salah satunya adalah Nur Saguwanto, pemuda 19 tahun asal Desa Tegalsari, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Saguwanto menjadi salah satu korban luka-luka dari tragedi di Stadion Kanjuruhan seusai laga Arema vs Persebaya yang terjadi Sabtu (1/10/2022) lalu.
Saat ini, meski luka yang dia alami belum sembuh, Saguwanto harus menjalani perawatan sendiri di rumahnya.
Dilansir dari Surya Malang, ia sempat mendapat perawatan di rumah sakit di hari kejadian, tetapi kini Aremania Kepanjen itu hanya bisa pasrah di rumahnya dengan kondisi luka fisik dan 'luka psikis' yang belum sembuh.
Saat ditemui di rumahnya, Saguwanto terlihat lemah di atas kasur yang diletakkan di lantai di ruang tamu yang menjadi tempat perawatannya, tanpa dipan atau tempat tidur.
Luka fisik yang dialaminya masih terlihat jelas. Bagian luar mata dan pipi kanannya masih lebam, matanya masih terlihat berwarna merah, dan beberapa bagian kulit wajahnya melepuh dan mengelupas.
Kondisi tersebut membuat pandangan mata Saguwanto masih kembali belum normal.
Pergelangan kaki kirinya yang disebut patah juga terlihat dibalut perban elastis yang membuatnya semakin tak berdaya.
Saat kejadian, Saguwanto menceritakan bahwa dia tak terlalu mengingat insiden mengerikan yang dialaminya.
Ia hanya ingat ketika gas air mata ditembakkan, dan saat tersadar, dia sudah berada di rumah sakit.
"Setelah gas air mata ditembakkan, saya sudah tidak ingat apa yang terjadi. Tiba-tiba saja sudah ada di rumah sakit saja. Namun bersyukurnya saya masih bisa selamat," ucapnya.
Baca juga: Fakta-fakta Penetapan 6 Tersangka Tragedi Kanjuruhan, Dua Polisi Ini Pemberi Perintah Gas Air Mata
Saguwanto yang menonton laga Arema vs Persebaya di tribun 11 Stadion Kanjuruhan sempat mengingat sedikit kejadian saat banyak orang penuh sesak yang ingin keluar.
"Saya masih sempat mengingat banyak orang di tribun saya. Saat ini penuh sesak, di tengah-tengah dirangkul teman dan saya sudah nggak sadar lagi waktu itu. Saya baru tersadar sekitar pukul 04.00 WIB di RSUD Kanjuruhan. Kemudian baru bisa menghubungi orang tua pukul 06.00 WIB," jelasnya.
Setelah mendapat perawatan di rumah sakit, Saguwanto kemudian dipersilakan untuk pulang ke rumah pada hari Minggu (2/10/2022).