Kisah Pemuda Korban Tragedi Kanjuruhan, Wajah Melepuh dan Kaki Patah, Harus Berutang Bayar Infus
Saguwanto menjadi salah satu korban luka-luka dari tragedi di Stadion Kanjuruhan seusai laga Arema vs Persebaya yang terjadi Sabtu (1/10/2022) lalu.
"Hari ini total ada 68 pasien yang ditangani oleh RSSA. Namun, 34 pasien sudah bisa pulang, sesuai hasil pemeriksaan. Jadi ada penambahan, serta ada beberapa pasien yang sembuh dan bisa pulang," ujar Kohar , Kamis (6/10/2022).
Ia membeberkan, masih ada sekitar tujuh pasien yang memerlukan penanganan intensif. Karena kondisinya masih belum stabil, dan luka yang dialami juga cukup parah.
Kemudian, ada sebanyak 12 pasien yang dirawat di High Care Unit karena mengalami kondisi luka sedang. Sementara 15 sisanya, sudah dirawat di ruang perawatan biasa.
Ia menjelaskan, pasien yang sedang menjalani rawat inap di ICU ini, dalam kondisi luka berat. Seperti mengalami kesadaran yang menurun, patah tulang dan sesak nafas.
Kohar kembali menambahkan, ada penambahan total pasien yang dirawat oleh RSSA Malang.
Namun hingga saat ini, pihaknya tidak mendapatkan kendala berarti dalam penanganan korban.
"Totalnya yang sudah dihandle oleh IGD sebanyak 68 orang. Sebanyak 34 pasien bisa KRS (Keluar Rumah Sakit), sedangkan sisanya yaitu 34 pasien masih menjalani rawat inap," tandasnya.
Penanganan Trauma Healing
Di posko darurat Balaikota Malang total sudah ada sembilan laporan korban tragedi Kanjuruhan yang membutuhkan pendampingan trauma healing.
Laporan tersebut disampaikan oleh Ikatan Psikologi Klinis Indonesia (IPK) Jawa Timur yang membantu proses pendampingan trauma healing kepada korban.
Sururun Marfuah, Psikolog dari IPK Jatim mengatakan, hingga sampai saat ini pihaknya masih menunggu hasil medis para korban sebelum nantinya melakukan pendampingan.
Dari hasil medis tersebut, nantinya dapat diketahui, apakah korban tragedi Kanjuruhan ini membutuhkan pendampingan psikolog atau tidak.
"Sampai saat ini kami masih melakukan screening. Kami belum terjun langsung melakukan pendampingan. Karena menunggu laporan medis," ucapnya.
Hasil medis itulah yang nantinya akan menjadi acuan untuk pendampingan para korban dalam menghilangkan trauma.