Berita Aceh Utara
Kerugian Banjir di Aceh Utara Saat Ini Ditaksir Sudah Capai Rp 65 Miliar, Begini Perinciannya
Hasil pendataan sementara, kerugian yang ditimbulkan akibat bencana banjir yang terjadi di Aceh Utara dari 5 sampai 8 Oktober 2022, capai Rp 65 miliar
Penulis: Jafaruddin | Editor: Saifullah
Laporan Jafaruddin I Aceh Utara
SERAMBINEWS.COM, LHOKSUKON – Hasil pendataan sementara, kerugian yang ditimbulkan akibat bencana banjir yang terjadi di Aceh Utara dari 5 sampai 8 Oktober 2022, sudah mencapai Rp 65 miliar.
Namun, angka tersebut dipastikan akan bertambah lagi karena pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kerugian yang ditimbulkan bias mencapai Rp 350 sampai Rp 400 miliar.
Karena banjir yang terjadi di Aceh Utara bukan tahun ini saja, tapi sudah setiap tahun dan berlangsung lama.
Demikian antara lain disampaikan Asisten II Setdakab Aceh Utara, Ir Risawan Bentara, MT dalam pertemuan dengan Tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI pada Sabtu (8/10/2022), di Kantor Bupati Aceh Utara, Landing, Kecamatan Lhoksukon.
Tim BNPB tersebut terdiri dari Kepala Subdirektorat Fasilitasi Penyelamatan dan Evakuasi, Gatot SatriaWijaya, Tenaga Ahli Kepala BNPB, Letkol Inf Santosa, Orizon Faraid sebagai Staf Direktorat Dukungan Sumberdaya Darurat, dan Riki.
Mereka diterima Penjabat Bupati Aceh Utara, Azwardi, AP, MSi di Kantor Bupati Aceh Utara, Landing.
Baca juga: Dampak Banjir di Aceh Timur Bertambah Jadi 17 Desa, 1.335 KK Mengungsi
Juga hadir dalam pertemuan tersebut para asisten dan kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Dari pemaparan Asisten itu diketahui kerugian berdasarkan perkiraan biaya yang harus dikeluarkan nantinya untuk penanganan pekerjaan fisik yang rusak akibat banjir.
Antara lain untuk penanganan darurat tanggul Krueng Peuto di kawasan Desa Trieng, Desa Geumata, Mancang, dan sejumlah desa lainnya.
Kemudian, penanganan tanggul Krueng Keureuto yang berada di Desa Paya, Desa Serbajaman Tunong.
Selanjutnya, penanganan tanggul Krueng Pase yang berada di Madan, Tanjong Baroh, Teupin Ara, Tanjong Mesjid dan Gampong Leupe.
Selain itu, areal tanaman padi yang terendam di Aceh Utara mencapai 2.158, 2 hektare dari 4.958 hektare areal tanam.
Baca juga: Salut! Kapolsek Indra Makmu Arungi Genangan Air untuk Evakuasi Ibu Melahirkan Saat Banjir
“Ini bukan hanya kerugian pemerintah, tapi juga masyarakat karena banyak areal tanaman masyarakat terendam banjir,” katanya.
Namun, angka tersebut diperkirakan akan bertambah lagi.
Karena selain data tersebut masih sementara, juga banyak item kerusakan belum terdata.
“Pengalaman tahun-tahun sebelumnya kerugian akibat banjir mencapai Rp 350 sampai Rp 400 miliar,” pungkas Risawan Bentara.
Sementara Pj Bupati Aceh Utara, Azwardi menyebutkan, dirinya berharap dengan kehadiran BNPB ke Aceh Utara dapat membantu pemerintah untuk penanganan banjir di Aceh Utara.
Karena itu, dirinya mengajak semua kepala SKPK untuk bekerja keras ke depan dalam rangka mengatasi banjir, agar ke depan tidak terjadi lagi.
Baca juga: VIDEO Hujan Sejak Malam hingga Pagi, 4 Gampong di Langsa Terendam Banjir
“Hari ini, kita sepakat konsen untuk penanganan banjir, penanganan masyarakat yang terkena musibah banjir. Ke depan, baru kita mengatur langkah-langkah untuk menangani selanjutnya,” ujar Azwardi.
Karena penanganan banjir di Aceh Utara tidak bisa dilakukan secara parsial, tapi harus menyeluruh dari hulu sampai ke hilir.
“Ayo kita bergandengan tangan untuk menangani banjir. Bila ada kendala silakan disampaikan untuk diteruskan kepada para pihak untuk dapat ditindaklanjuti,” ujar Pj Bupati Aceh Utara.(*)