Berita Jakarta
28 Negara Antre Jadi Pasien IMF, Jokowi Minta Tetap Waspada, Luhut Pastikan Indonesia Tidak Termasuk
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa kondisi dunia sekarang ini sedang sulit
“Dari yang dulunya mudah diprediksi, mudah dihitung, mudah dikalkulasi menjadi dunia yang sulit dihitung, sulit diprediksi, sulit dikalkulasi, penuh dengan ketidakpastian yang tinggi dan penuh dengan volatilitas yang sangat tinggi,” imbuh Jokowi.
Hal tersebut, kata Presiden, membuat pengelolaan moneter dan fiskal menjadi tidak mudah.
Kondisi semakin sulit dengan adanya perang antara Rusia dengan Ukraina.
“Kita mengetahui pertumbuhan ekonomi pada 2023 yang sebelumnya diperkirakan tiga persen, terakhir sudah diperkirakan jatuh di angka 2,2 persen,” ucap Presiden.
Meskipun kondisi penuh dengan ketidakpastian, Presiden mengatakan bahwa rasa optimisme harus terus dikedepankan dengan tetap waspada dan hati-hati.
Pertumbuhan ekonomi Indinesia di kuartal II tahun 2022 termasuk yang terbaik di dunia dengan 5,44 persen.
Selain itu inflasi di Indonesia masih terkendali dengan angka 5,9 persen.
“Ini juga kita tetap syukuri karena kalau kita bandingkan dengan Negara-negara lain sekarang ini di Argentina sudah 83,5 persen, dengan kenaikan suku bunga sudah 3.700 basis poin, kita inflasi 5,9 (persen) dengan perubahan suku bunga di 75 basis poin,” pungkas Presiden Jokowi.
Baca juga: Di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global, IMF Justru Nilai Indonesia Masih Aman dari Resesi
Menanggapi pernyataan Presiden Jokowi tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Panjaitan, memastikan Indonesia tidak termasuk negara yang menjadi pasien IMF.
Kondisi ekonomi Indonesia saat ini kata Luhut masih baik.
"Kita jauh dari itu, kita harus bangun optimisme," ujar Luhut.
Menurutnya, optimisme perekonomian Indonesia saat ini dapat tetap dijaga dengan saling bekerja sama antar pihak baik dari pemerintah, dunia usaha, hingga masyarakat dengan melakukan tugas masing-masing dengan baik.
"Kuncinya kan di situ saja, kalau kita semua kompak seperti yang Presiden sampaikan tadi waktu kita menangani Covid-19 pastilah kita juga bisa keluar dari sini.
Jadi semua tergantung kita," ucapnya. (tribun network/fik/kps/wly)
Baca juga: IMF Tidak Harapkan Lagi Stimulus Ekonomi, Omicron Bakal Membuat Perekonomian AS dan China Memburuk
Baca juga: IMF Blokir Dana Bantuan ke Taliban Sebesar Rp 6,2 Triliun