Internasional
Latvia Perlakukan Migran dan Pengungsi Secara Brutal di Perbatasan Belarusia, Dipukul dan Disiksa
Pasukan keamanan Latvia memperlakukan secara brutal para pengungsi dan migran yang mencoba melintasi perbatasan Belarusia.
Warga Irak lainnya, Hassan, mengatakan mereka memaksa pihaknya untuk benar-benar telanjang.
Dikatakan, terkadang mereka memukuli saat telanjang, kemudian memaksa menyeberang kembali ke Belarusia.
Ditambahkan, terkadang harus menyeberangi sungai yang sangat dingin.
"Mereka bilang mereka akan menembak, jika kami tidak menyeberang,” ungkapnya.
Baca juga: Rasisme Tumbuh Pesat di Kanada, Kebencian Sampai Pembunuhan Massal Timpa Migran Muslim
Hassan berulang kali diancam selama cobaan beratnya, dan diperingatkan oleh komando Latvia akan dibunuh jika dia kembali.
Pria lain, Omar, mengatakan dipukuli oleh seorang petugas, yang memaksanya untuk menandatangani surat pengembalian.
“Dia memegang tangan saya dan berkata Anda harus menandatangani, kemudian dengan paksa, saya menandatanganinya," katanya.
Pihak berwenang Latvia juga menggunakan tenda darurat untuk menahan para migran secara sewenang-wenang.
Memaksa mereka untuk tinggal dalam kondisi musim dingin di luar ruangan di mana suhu turun hingga -20 derajat Celcius.
Adil, dari Irak, mengatakan biasa tidur di hutan di atas salju.
Baca juga: Pasukan Penjaga Pantai Tunisia Cegat Kapal Migran, Akhiri Impian Menuju Eropa
"Kami biasa menyalakan api untuk menghangatkan diri, ada serigala dan beruang,” katanya.
Amnesty juga menemukan pihak berwenang Latvia secara teratur menyita ponsel para pengungsi dan pencari suaka yang tiba.
Organisasi tersebut memperingatkan gabungan taktik penyitaan telepon dan penggunaan penahanan sewenang-wenang dapat menjadi kebijakan penghilangan paksa yang disengaja.
Geddie mengatakan Latvia, Lithuania dan Polandia terus melakukan pelanggaran berat dengan dalih berada di bawah 'serangan hibrida dari Belarusia.
“Ketika musim dingin mendekat dan pergerakan di perbatasan telah dimulai kembali, keadaan darurat terus memungkinkan pihak berwenang Latvia secara tidak sah mengembalikan orang ke Belarusia," ujarnya.
“Lebih banyak lagi yang bisa terkena kekerasan, penahanan sewenang-wenang dan pelanggaran lainnya, dengan pengawasan yang terbatas atau tanpa pengawasan independen," tambahnya.
Baca juga: Suriah Telah Temukan 100 Mayat dari Kapal Migran Lebanon Tenggelam di Laut