Tangkal Hoax
Meredam Hoax di Akar Rumput
Hoax yang sudah menyebar bisa menimbulkan keresahan masyarakat, perpecahan hingga pembunuhan karakter.
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Ansari Hasyim
Hoax menjadi sangat berbahaya apabila disebarkan terus-menerus karena akan membuat orang yang awalnya sangsi menjadi percaya.
Komunitas relawan Ivsat menyadari dampak dari pembiaran hoax tersebut.
"Biasanya kalau kita menemukan informasi bohong sudah tersebar, kita akan membaginya ke media mainstream, kita minta media agar segera meluruskan informasi itu," ujar Hafis.
Hafis dan rekan-rekannya di komunitas Ivsat Aceh Tamiang cukup aktif membangun komunikasi dengan media mainstream.
Kerja sama dan sinergisitas yang dibangun dengan awak media ini ternyata cukup efektif untuk menangkal hoax di tengah masyarakat.
"Melalui media mainstream para relawan Ivsat di seluruh kecamatan di Aceh Tamiang kemudian menyebarkan link berita yang sebenarnya untuk menangkal berita hoaks yang sebelumnya sudah tersebar luas di masyarakat,” tegasnya.

Hafis menceritakan hoax yang berpotensi memecah belah, dan mengganggu iklim sosial politik bukan hanya isapan jempol.
Bercermin pada peristiwa 2018 lalu, Aceh Tamiang sempat diguncang serangkaian peristiwa konflik kekerasan yang melibatkan mantan GAM hingga berujung pada pembakaran Mapolsek Bendahara oleh massa.
Bentrok antara massa dengan aparat polisi ini diawali beredarnya informasi penangkapan terduga pelaku narkoba oleh polisi.
Naasnya, saat menjalani proses pemeriksaan, pelaku kemudian dinyatakan meninggal.
Peristiwa kematian pelaku ini tersebar luas melalui pesan berantai menyulut kemarahan massa hingga terjadi penyerangan Mapolsek.
“Informasi yang beredar kemudian menyeret bentrokan antara kelompok eks kombatan (GAM) dengan kepolisian, ini membuat luka lama muncul kembali sehingga terjadi penyerbuan ke kantor polisi,” tutur Hafis.
* * *
INFORMASI bohong atau hoax diprediksi masih berpotensi besar terjadi dimana Indonesia akan menghadapi agenda politik Pemilu 2024.
Kemunculan hoax kini menjelma menjadi pekerjaan rumah bagi seluruh elemen masyarakat Indonesia.
Tak terkecuali Aceh.
Gempuran kabar bohong ini masih berpotensi beredar dinamis, sistematis dan masif menjelang tahun politik Pemilu Legislatif dan Presiden 2024 yang digelar serentak.
