Kupi Beungoh
AirAsia Terbang Ke Aceh, Momentum Bangkitnya Pariwisata dan Ekonomi
Akhirnya Pesawat AirAsia kembali melayani penerbangan Kuala Lumpur (KUL) - Banda Aceh (BTJ) dan sebaliknya Banda Aceh – Kuala Lumpur
Misalnya Penggantian mesin ATM baru tersebut berlokasi di Bandara Sultan Iskandar Muda, Hermes Palace Hotel, dan Pulau Sabang. Dengan upgrade ATM tersebut, maka transaksi wisatawan mancanegara dengan menggunakan kartu debit/kredit luar negeri dapat dilayani.
Ini menjadi solusi yang sangat penting untuk mempermudah pelayanan kebutuhan wisatawan mancanegara saat melakukan perjalanan ke destinasi wisata di Aceh. Walaupun jumlah tiga ATM khusus itu tidak cukup dengan luasnya wilayah Aceh.
Kita berharap jumlah ATM yang menggunakan kartu debit/kredit luar negeri dapat dilayani di berbagai kabupaten/kota di Aceh. Misalnya di Kota Banda Aceh, Aceh Tengah, Aceh Singkil, lintas timur dan barat selatan Aceh. Sehingga para wisatawan tidak perlu lagi mengeluhkan tak dapat menarik uang saat berwisata di Aceh.
Baca juga: Kabar Gembira! Ganti Mesin Baru BSI Upgrade ATM di Aceh, Mulai Bandara hingga Spot Wisata
Tapi pihak BSI sudah menyatakan penggantian tiga ATM ini merupakan langkah awal. Karena nantinya secara bertahap seluruh ATM BSI di Aceh dapat menggunakan kartu berlogo Visa saat proses izin acquirer telah selesai.
Perlahan kita harapkan jumlah ATM yang menggunakan kartu debit/kredit luar negeri dapat tersedia di bandara-bandara di Aceh dan tiap kabupaten/kota di Tanah Rencong. Ini harus menjadi perhatian pemangku kepentingan di Aceh untuk terus dikawal dan tidak hanya berhenti di tiga ATM tersebut.
Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah pemerintah untuk terus membenahi sektor pariwisata Aceh secara serius. Tidak hanya mengandalkan destinasi wisata yang alami, tapi harus diperkuat dengan infrastruktur yang ramah bagi wisatawan.
Baca juga: Aceh Butuh Konsolidasi Ekonomi, Kepemimpinan yang Kuat dan Stabilitas Politik
Misalnya Aceh mendengungkan wisata halal untuk menarik wisatawan dari negara-negara Islam dan Timur Tengah sekaligus menegaskan pelaksanaan syariat Islam di Aceh. Dengung wisata halal ini menegaskan tentang aturan-aturan yang berhubungan dengan hukum dan nilai-nilai Islam di Aceh.
Wisata halal tidak hanya cukup dengan makanan halal dan cara berpakaian yang Islami. Tapi yang sangat penting bagaimana pelayanan untuk wisatawan benar-benar menampakkan wajah Islam.
Misalnya tersedia toilet yang bersih, ada air dan musala di lokasi wisata. Pemerintah harus serius membenahi fasilitas publik di lokasi wisata supaya makin hari makin menarik minat wisatawan. Hingga penjualan makanan dan pernak pernik lainnya juga tidak mencekik wisatawan.
Baca juga: Takengon Memang Mengangenkan, Tapi e-Money Masih Kesulitan
Termasuk pelayanan transportasi tidak memberatkan wisatawan dengan tarif gila-gila yang tak sesuai. Karena sangat mencoreng sektor pariwisata Aceh jika keluhan ini disampaikan di media sosial atau media manstrem. Supaya para wisatawan yang datang mau merencanakan jadwal liburan untuk kembali lagi ke Aceh.
Ini perlu ketegasan pemerintah dan pihak terkait untuk merespon dengan cepat sehingga tidak mencoreng nama Aceh oleh ulah-ulah oknum yang memanfaatkan kedatangan wisatawan mancanengara. Pemerintah juga harus mensosialisasikan agar warga juga ramah kepada wisatawan.
Semboyan ‘Peumulia Jame Adat Geutanyoe’ harus disosialisasi ke seluruh Aceh. Meskipun selama itu tidak ada masalah yang signifikan dengan para wisatawan. Tapi semboyan ini bagian dari mengedukasi kepada masyarakat Aceh, bahwa memuliakan tamu merupakan adat budaya Aceh yang kental dengan islami
Nantinya para wisatawan yang datang ke Aceh makin terkesan dan mereka akan mengkampanyekan kesan ramah warga setempat dan merekomendasi untuk berwisata ke Tanah Rencong. Sehingga makin banyak orang yang ingin merencanakan liburan ke Aceh. Sehingga wajah Islam yang rahmatalil alami benar-benar dirasakan para wisatawan mancanegara.
Ekonomi bangkit
Sudah menjadi rahasia umum bahwa sektor pariwisata termasuk dapat menambah PAD untuk daerah dan menghidupkan sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Karena dengan hidupnya sektor pariwisata akan menghidupkan perekonomian rakyat kecil di sekitar destinasi objek wisata dan lokasi yang dikunjungi wisatawan.