Kupi Beungoh
Takengon Memang Mengangenkan, Tapi e-Money Masih Kesulitan
Selain panoramanya yang indah menawaan, cuaca dingin Tanoh Gayo mengingatkan saya saat kuliah di Kota Malang.
Oleh: Safaruddin SH*)
SETELAH sekian lama sibuk dalam aktivitas, akhirnya saya punya kesempatan lagi membawa keluarga ke Tanoh Gayo yang berada di wilayah tengah Aceh.
Dataran Tinggi Gayo memang mengangenkan bagi saya.
Selain panoramanya yang indah menawaan, cuaca dingin Tanoh Gayo mengingatkan saya saat kuliah di Kota Malang.
Bicara tentang Tanoh Gayo, tentu tidak boleh terlepas dari ulasan tentang Takengon, ibukota Kabupaten Aceh Tengah.
Untuk diketahui, Aceh Tengah adalah kabupaten induk bagi empat kabupaten di Tanoh Gayo dan Alas, yakni Aceh Tenggara (disahkan berdasarkan UU No. 4 tahun 1974 pada tanggal 4 Juni 1974).
Dari Aceh Tenggara kemudian lahir Kabupaten Gayo Lues (Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2002).
Pada tahun 2003, Kabupaten Aceh Tengah yang sudah punya satu anak (Aceh Tenggara) dan satu cucuk (Gayo Lues) kembali melahirkan Kabupaten Bener Meriah (berdasarkan UU No. 41 tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003).
Kembali ke Takengon, karena sejarahnya yang kuat ini, Takengon tentu tidak asing lagi sebagai kawasan wisata.
Panorama alam dan udara dinginnya, sejak dahulu menjadi daya tarik yang kuat bagi wisatawan.
Saya juga menjadikan Takengon sebagai salah satu tujuan untuk menikmati liburan bersama keluarga.
Beberapa hari yang lalu saya kembali berlibur ke Takengon, ingin menikmati panorama Danau Lut Tawar dari dekat pada pagi dan sore hari.
Baca juga: Wisata Rujak Nanas di Kayu Kul Takengon, Murah dan Manis
Baca juga: Menikmati Pesona Alam Puncak Bur Telege Takengon dari Ketinggian 1.450 MDPL, Tampak Danau Lut Tawar
Perjalanan ke Takengon
Dalam perjalan ke Takengon kali ini, saya memilih jalur jalan yang dibangun oleh PT KKA, yakni dari Krueng Geukueh - Gunung Salak-Bener Meriah – Takengon.
Setelah menempuh waktu sekitar 2,5 jam, kami memasuki wilayah Kabupaten Bener Meriah.