Jurnalisme Warga

Wisata Religi ke Makam Tgk Cot Malem di Lubuk Gapuy

Objek yang menarik untuk dikunjungi di Desa Lubuk Gapuy adalah makam ulama Aceh, Teungku Cot Malem, bagian dari wisata religi

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Wisata Religi ke Makam Tgk Cot Malem di Lubuk Gapuy
FOR SERAMBINEWS.COM
SUYANTI, Guru SMAN 1 Ingin Jaya, Aceh Besar dan Anggota FAMe, melaporkan dari Aceh Besar

Teman-teman seperjuangan beliau adalah Teungku Chik Eumpe Awee di Blang Bintang; Teungku Chik Glee Inem di Siem, Darussalam; Teungku Chik Diweung di Lambirah, Sibreh; Teungku Syiah Kuala (Abdurrauf As- Singkily); Teungku Abdullah Simpang Kanan, dan Syekh Hamzah Fansyuri.

Sebagian dari mereka ikut memperkuat perjuangan Teungku Chik Di Tiro setelah Sultan Aceh yang terakhir, Muhammad Daud Syah, ditawan Belanda pada 10 Januari 1903 dan kemudian dibuang ke Batavia.

Kekeramatan makam Tgk Cot Malem Menurut saksi mata yang masih hidup, di makam Teungku Cot Malem pengunjung tidak boleh berbuat kemaksiatan ataupun hura-hura karena akan mendapat musibah, bala, ataupun celaka.

Salah satunya adalah munculnya kumpulan ular yang bergelantungan dari atas pohon tua yang menaungi kuburan Teungku Cot Malem.

Jadi, walaupun setiap tahun warga Mukim Lubuk mengadakan khanduri blang (kenduri sawah) di Kompleks Makam Teungku Cot Malem, tetapi semua warga, termasuk anakanak, diimbau dan dijaga agar jangan terlalu euforia.

Juga pernah ada kejadian, saat pascatsunami Kompleks Teungku Cot Malem mendapat dua buah rumah bantuan yang dimaksudkan sebagai Kantor Yayasan Teungku Cot Malem.

Saat itu, bulan puasa Ramadan, tukang yang membuat rumah bantuan tersebut berasal dari Medan, Sumatera Utara.

Ia sudah diingatkan oleh teungku (ulama) setempat agar jangan makan di siang hari dan bersenang-senang di kompleks makam.

Baca juga: Masjid Giok Jadi Objek Wisata Religi, Masih Butuh Rp 58 Miliar

Namun, para tukang dari Medan itu tak mengindahkan peringatan tersebut.

Dengan santainya mereka masak mi pada siang hari dan makan di atas kijing (bingkai) makam.

Tiba-tiba perut dan kaki mereka keras dan kembung.

Satu orang malah tewas dalam perjalanan ke rumah sakit.

Satu orang lagi berhasil diselamatkan setelah dirajah dan dirukyah oleh teungku yang memperingatkan tadi.

Setelah itu, mereka tidak berani melanjutkan pekerjaan dan segera pulang ke kampung halamannya.

Alhasil, penyelesaian pembangunan rumah bantuan dilanjutkan oleh tukang yang berasal dari Aceh.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved