Internasional
Krisis Ekonomi Inggris Kian Parah, Jutaaan Warga Kurangi Jatah Makan
Lembaga itu memperkirakan makin banyak risiko peningkatan kemelaratan dan kemiskinan setelah Inggris menunda pembekuan harga energinya
Mahasiswa Indonesia Kesulitan Dapat Tempat Tinggal
Krisis ekonomi yang terjadi di Inggris juga berdampak pada diaspora Indonesia yang hidup di sana.
Fransiscus (35), salah satu mahasiswa penerima beasiswa yang sedang menempuh pendidikan S3 di Universitas Glasgow, menyuarakan keprihatinan yang menimpa diaspora Indonesia di Inggris saat ini.
Fransiscus, yang ikut memboyong istri dan kedua anaknya, mengaku kesulitan untuk mencari tempat tinggal sesaat setelah tiba di Inggris.
Baca juga: Pemerintah Iran Abaikan Krisis Ekonomi dan Demonstrasi Nasional, Sebut Bukan Masalah Besar
Ia mengatakan, inilah yang menjadi masalah utama yang dihadapi pelajar dari Indonesia saat ini.
"Untuk saat ini situasi masih aman, hanya memang beberapa minggu lalu pada saat kita datang agak kesulitan untuk mencari rumah untuk disewakan," katanya saat dihubungi CNBC Indonesia, Jumat (21/10/2022).
Saat mencari tempat tinggal, ia mengatakan para mahasiswa dari Indonesia selalu diminta untuk menggunakan guarantor atau penjamin dalam kepailitan.
Harga jasa guarantor di Inggris sendiri dikatakan Fransiscus cukup mahal.
"Kita sebagai student yang ingin sewa selalu dimintakan guarantor, di mana walaupun kita bisa bayar dimuka selama beberapa bulan namun mereka menolak, apalagi kalau kita statusnya bawa keluarga," jelasnya.
Namun Fransiscus juga menjelaskan ada cara lain untuk mendapat sewa selain menggunakan jasa guarantor, yakni dengan memberikan bank statement rekening bank di Inggris selama 3 hingga 6 bulan.
Sayangnya, kata Fransiscus, untuk mendapatkan hal ini juga cukup sulit.
"Untuk bisa dapat sewa, pilihannya kasih bank statement 3 atau 6 bulan atau punya guarantor.
Tapi untuk punya rekening bank Inggris juga sulit, di mana kita bisa baru dapat rekening 3 bulan hingga 3 tahun setelah coba apply.
Ini yang sulit," akunya.
"Ini krisisnya bukan dari Inggris, tetapi warga Indonesia yang disepelekan.
Mereka khawatir WNI gak bisa menghasilkan income di sana, makanya seperti dipersulit," katanya. (tribunnews.com/cnbcindonesia.com)
Baca juga: Tunisia Didera Krisis Ekonomi, Kebutuhan Pangan Kosong, Warga Protes hingga Rebutan Gula dan Beras
Baca juga: Banyak Warga Korea Utara Cerai karena Krisis Ekonomi