Gagal Ginjal Akut Diduga karena Keracunan, Walau Sudah Cuci Darah Etilen Glikol Tetap Mengendap

Dokter Piprim pun menekankan bahwa meskipun pasien-pasien ini telah melakukan cuci darah, namun etilen glikol itu tetap ada dalam darah mereka.

KOMPAS.COM/TEUKU UMAR
Salah satu pasien anak yang divonis gangguan ginjal akut sedang dirawat di ruang ICU anak RSUZA Banda Aceh, Kamis (20/10/2022). Sebelum divonis mengalami gagal ginjal akut, pasien mengalami demam. (KOMPAS.COM/TEUKU UMAR) 

"Jadi sekarang sudah di 22 provinsi ya gangguan ginjal akut ini kalau berdasarkan data yang kita sinkronisasi dengan Kemenkes, ada 241 kasus total," ujar dr. Piprim.

Baca juga: Kronologi Kapolsek Jempang Peras Warga Tak Mampu, Tuduh Korban Terlibat Narkoba, Begini Nasib Pelaku

Sedangkan terkait tren kasus ini cenderung tinggi pada Oktober ini, yakni mencapai 110 kasus gagal ginjal akut.

"Ini jadi menyebar di seluruh Indonesia, dengan tren berdasarkan pelaporan itu Oktober paling banyak dilaporkan 110 (kasus)," jelas dr. Piprim.

Kendati demikian, kata dia, tingginya temuan kasus gagal ginjal akut pada anak untuk periode Oktober ini 'belum tentu mengindikasikan' adanya tren lonjakan.

"Belum tentu kasusnya melonjak, tapi bisa jadi baru terlaporkan di Oktober," kata dr. Piprim.

Sementara itu, terkait kelompok usia yang mengalami kondisi ini didominasi oleh usia 1 hingga 5 tahun. Meskipun ada pula pasien yang memiliki rentang usia remaja yakni antara 11 hingga 18 tahun.

"Sedangkan jumlah kasus berdasarkan kelompok usia, ini konsisten di 1 sampai 5 tahun ya yang paling banyak, yang 11 sampai 18 tahun ada juga," pungkas dr. Piprim.(Tribun Netwrok/fit/wly)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved