Internasional

Utusan Sekjen PBB Nilai Rakyat Suriah Masih Menderita, Kekerasan Terus Berlanjut

Geir Pedersen, Utusan Khusus Sekjen PBB untuk Suriah menyatakan sebagian besr rakyat Suriah masih menderita.

Editor: M Nur Pakar
AFP
Para pengungsi internal di baratlaut Suriah yang dikuasai kelompok oposisi bersenjata dukungan Turki. 

SERAMBINEWS.COM, NEW YORK - Geir Pedersen, Utusan Khusus Sekjen PBB untuk Suriah menyatakan sebagian besr rakyat Suriah masih menderita.

Dia menyesalkan fakta proses politik belum berhasil bagi rakyat Suriah dan terus mendapat kekerasan akut.

Pedersen menyatakan jalan buntu masih berlanjut di seluruh negeri dengan konflik tetap sangat aktif, dan pertikaian antara kelompok oposisi bersenjata.

Termasuk kelompok teroris yang terdaftar di Dewan Keamanan Hayat Tahrir Al-Sham dan Daesh atau ISIS.

Ditambah serangan udara pro-pemerintah yang berkelanjutan di Idlib dan Azaz serta kekerasan di timur laut.

Di mana sering terjadi serangan pesawat tak berawak dan penembakan timbal balik oleh Pasukan Demokrat Suriah yang didukung Turki, dan kelompok oposisi bersenjata.

Selain itu, serangan Israel telah mencapai target di Suriah, termasuk di bandara internasional Damaskus dan Aleppo.

Baca juga: PBB Sesalkan Permusuhan Antara Pemberontak di Suriah Dukungan Turki, Musim Dingin Ancam Pengungsi

Kekerasan ini berlanjut pada saat warga Suriah mengalami apa yang digambarkan Pedersen sebagai krisis ekonomi terburuk sejak perang dimulai.

Dia memperingatkan itu hanya akan menjadi lebih buruk sepanjang musim dingin ini untuk sebagian besar rakyat.

Utusan itu menyerukan upaya untuk memberikan bantuan penyelamatan jiwa dan mendesak semua pihak memberikan akses kemanusiaan tanpa batas ke daerah dan orang yang membutuhkan.

Masalah tahanan juga menonjol dalam laporan Sekretaris Jenderal PBB.

Pedersen mengatakan PBB terus menerima laporan penangkapan sewenang-wenang di seluruh Suriah.

"Setelah enam bulan amnesti presiden, tidak ada yang baru untuk dilaporkan," tambahnya.

“Terlepas dari keterlibatan kami yang berkelanjutan, informasi resmi tidak tersedia, dan pemantauan independen juga tidak difasilitasi," tambahnya, seperti dilansir AFP, Rabu (26/10/2022).

Baca juga: Prancis bawa Pulang 15 Wanita dan 40 Anak-Anak dari Kamp ISIS di Suriah

“Mengenai hal ini, dan secara lebih umum, keluarga menekankan kekhawatiran yang muncul dari kurangnya komunikasi yang transparan," ujarnya.

"Bahkan, ada kerentanan serta kurangnya kepercayaan kepada pemerintah," tambahnya.

Pedersen sebelumnya mengungkapkan isu-isu penculikan, tahanan dan orang hilang.

Dia juga telah membahas upaya kantornya memfasilitasi kontak antara pihak-pihak Komite Konstitusi dari pemerintah, oposisi dan masyarakat sipil.

Dengan tujuan mengadakan kembali komite di Jenewa sebelum akhir tahun ini.

Pemerintah Suriah baru-baru ini menolak mengambil bagian dalam putaran baru pembicaraan, karena Rusia keberatan dengan Jenewa sebagai tempat perundingan.

Moskow mengatakan ibu kota Swiss tidak bisa dikatakan sebagai aktor yang tidak memihak.

Baca juga: Bom Hancurkan Bus Militer Suriah, 18 Tentara Tewas dan 20 Lainnya Luka-Luka

Swiss telah mendukung sanksi Uni Eropa terhadap Rusia sejak invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
Inggris dan AS menuduh Rusia menunda pekerjaan komite tersebut.

Terlepas dari ketidaksepakatan tentang tempat pertemuan, Pedersen mengamati masalah sebenarnya membentuk kembali komite.

Selama sidang-sidang Komite Konstitusi sebelumnya, para anggota tidak dapat terlibat dalam diskusi tentang amandemen terhadap proposal prinsip-prinsip konstitusional.

Pedersen mengatakan berusaha mengumpulkan kembali ketua bersama komite dan memperoleh kemauan politik mereka untuk terlibat dalam semangat kompromi.

Tetapi, harus dengan langkah yang lebih cepat, metode kerja yang lebih baik, dan lebih banyak substansi.

Duta Besar AS Robert Wood, perwakilan alternatif untuk urusan politik khusus di misi Amerika Serikat untuk PBB, mengatakan mendukung pembentukan entitas mandiri.

Sehingga, katanya, akan dapat mengatasi masalah tahanan Suriah dan orang hilang melalui mandat kemanusiaan yang sepenuhnya berfokus mengklarifikasi nasib semua orang hilang di Suriah.

Baca juga: Lebanon Bersikeras Pulangkan Pengungsi Suriah, Abaikan Kekhawatiran Keselamatan Saat Kembali

Dia menambahkan ribuan warga Suriah telah hilang dan harus membebaskan mereka yang ditahan secara sewenang-wenang.

Dia berharapa akan mencapai perdamaian yang stabil, adil dan abadi di Suriah.

"Kami percaya entitas baru ini akan sangat penting untuk pekerjaan ini,” jelasnya Wood.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved